TINGKAT PEMATANGAN OOSIT KAMBING YANG DIKULTUR SECARA IN VITRO SELAMA 26 JAM

V Beni, Eko Marhaeniyanto, Nonok Supratini

Abstract


Penelitian ini dimulai pada tanggal (25 Juli- 25 Desember 2013) di
Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH), Universitas Brawijaya di Jl. Veteran
Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan oosit kualitas A/B,
yang dikultur secara in vitro selama 26 jam.
Materi yang digunakan adalah ovarium kambing diperoleh dari rumah
potong hewan (RPH) Sukun Malang. Ovarium dari RPH dibawah ke laboratorium
dengan diletakkan didalam termos suhu 36℃-38℃. Cairan yang digunakan, FBS
10% ml + FSH 20 ml + HCG 35 ml + MEM dan alkohol 70%. Metode penelitian
ini adalah percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL ) dengan
tingkat pengamatan oosit kualitas A/B, ekspansi cumulus dan polar bodi dalam
minimal essential medium (MEM) secara in vitro selama 26 jam dan dilakukan
pengulangan sebanyak 5 kali.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pematangan oosit kambing yang
dikultur selama 26 jam dengan jumlah semua (Ovarium 73), (oosit 61), (Kualitas
A/B 61), dan ekspansi kumulus (1;3), (2;12), (3;46), menunjukkan pematangan
oosit berbeda nyata (P < 0.05).
Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang ovarium kambing
dengan minimal essential medium (MEM), dengan tingkat pematangan oosit
kambing terhadap pengembangan oosit ekspspansi kumulus. agar data yang di
hasilkan lebih lanjut perlu dilakukan dengan perlakuan yang lebih banyak oosit
kambing

Keywords


selama In vitro 26 jam, tingkat kematangan oosit kambing yang dikultur

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.