PENGGUNAAN PAKAN KONSENTRAT HIJAU DALAM VARIASI PAKAN BASAL TERHADAP KONSUMSI PAKAN KAMBING PERANAKAN ETAWA (Penelitian Di Peternakan Rakyat Dusun Prodo Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang)

Marlon Ndawa Takajanji, Nurita Thiasari, Sri Susanti

Abstract


This research was conducted to find out the addition of green concentrate in variation of basal feed to feed consumption of Etawa crossbreed goat. The research was done in Klampok Village of Singosari Subdistrict and a proximate analysis was done at Nutrition and Feed Laboratory, Brawijaya University. The research material consist of 16 male Etawa crossbreed goats with an average body weight around 26.63±8.93 kg. The concentrate ingredients consist of bran, milled corn, soybean meal, coconut meal, minerals, molasses, leaf powder (gamal leaf, lamtoro leaf, kaliandra leaf and jackfruit leaf). The experimental method used a Randomized Block Design (RBD) consist of 4 treatments with 4 replications. The treatment used green concentrate with the addition of leaf powder 18% crude protein. The different proportion of leaf powder P0 = without addition of leaf powder, P1 = 10% leaf powder addition, P2 = 20% leaf powder addition, P3 = 30% leaf powder addition. The variable were measured Basal feeding variation, about consumption of dry matter (CDM), consumption of organic matter (COM), consumption of crude protein (CCP), consumption crude of fiber (CCF), and consumption of crude lipid (CCL). The results showed that the most common forage goats was Paitan leaf with percentage of 39.87%, and the forage which rarely given to the goats were mindi, mimba, lamtoro, cassava and kaliandra leaves with a percentage of 0.22% . The result analysis from each treatment was not significant (P> 0.05) on the consumption of CDM, COM, CCP, CCF, and CCL. The highest average of consumption value was found in P2 (CDM 899.42±148.62 g, COM 802.76±129.35 g, CCP 180.69±35.16 g, CCF 195.94±51.75 g and CCL 30.53±9.65 g). The best result for feed consumption of etawa crossbreed goats at the persentase 20% of green concentrate


Penelitian dilaksanakan dengan tujuan mengetahui penggunaan konsentrat hijau dalam variasi pakan basal terhadap konsumsi pakan Kambing Peranakan Etawa. Penelitian dilaksanakan di Desa Klampok Kecamatan Singosari dan analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Universitas Brawijaya. Materi penelitian terdiri dari 16 ekor kambing Peranakan Etawa jantan dengan bobot badan 26,63±8,93 kg. Bahan pakan penyusun konsentrat meliputi bekatul, jagung giling, bungkil kedelai, bungkil kelapa, mineral, molases, tepung daun (daun gamal, daun lamtoro, daun kaliandra dan daun nangka). Metode percobaan mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan menggunakan tepung daun dalam konsentrat hijau dengan protein kasar 18%. Proporsi tepung daun berbeda yaitu P0 = tanpa penambahan tepung daun, P1 = penambahan tepung daun 10 %, P2 = penambahan tepung daun 20%, P3 = penambahan tepung daun 30%. Variabel yang diukur variasi pakan basal, konsumsi bahan kering (KBK), konsumsi bahan organik (KBO), konsumsi protein kasar (KPK), konsumsi serat kasar (KPK), dan konsumsi lemak kasar (KLK). Hasil penelitian menunjukan pakan hijaun yang paling sering diberikan pada ternak kambing adalah daun paitan dengan persentase sebesar 39,87%, dan yang paling jarang diberikan adalah daun mindi, daun mimba, daun lamtoro, daun singkong dan daun kaliandra dengan presentase sebesar 0,22%). Perlakuan yang diuji memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap KBK, KBO, KPK, KSK, dan KLK, dengan nilai konsumsi tertinggi terdapat pada P2 (KBK 899,42±148,62 g, KBO 802,76±129,35 g, KPK 180,69±35,16 g, KSK 195,94±51,75 g dan KLK 30,53±9,65 g). Pemberian konsentrat hijau dengan proporsi tepung daun 20% merupakan hasil yang terbaik terhadap konsumsi pakan kambing peranakan etawa.

Keywords


Variasi Pakan; Konsentrat Hijau; Konsumsi; Kambing Peranakan Etawa

References


Budiarsana, Sutama, Kostaman. 2006. Kajian Ekonomi Pemanfaatan Jerami Padi Fermentasi Sebagai Pakan Dasar Ransum Kambing Peranakan Etawah Jantan. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/?=biblio&page=10

Djajanegara. 1991. Produktivitas Ternak Kambing Dalam Skala Ekonomi. Proc. Seminar Pengembangan Peternakan Dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi Nasional. Fak. Peternakan. Univ. Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Ensminger, M. E., J. E. Oldfield and W. W. Heinemann. 1990. Feed and Nutrition: Formely, Feed and Nutrition Complete. 2nd Ed. The Ensiminger Publ. Co., California.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Rangkuti, J. H. 2011. Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah (PE) pada Kondisi Tatalaksana yang Berbeda. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Rudiah. 2011. Respon Kambing Kacang Jantan Terhadap Waktu Pemberian Pakan. Media Litbang Sulteng IV (1) : 67 – 74.

Sasongko, W.R dan Bulu, 2004. Status Pakan dan Persepsi Petani Dalam Pemberian Pakan Ternak Kambing Lokal di Lahan Kering Desa Sambelia,http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/2005/NP/status.doc.

Siregar, B., 1994. Ramsum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sugeng. 2003. Pembiakan Ternak Ruminansi. Gramedia. Jakarta

Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak, IPB.

Tangendjaja Budi. 2009. Teknologi Pakan dalam Menunjang Industri Peternakan di Indonesia. Pengembangan Inovasi Pertanian 2(3), 2009: 192-207. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Perancangan, Analisis, dan Interpretasinya. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.