ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA NGANTRU KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG
Abstract
The research was conducted in Ngantru Village, Ngantang District, Malang Regency using sample of 50 peasants in this village. The system conducted in this village is feasible to be developed. The results showed that the R / C value of 1.40 (> 1), BEP farmer's acceptance is smaller than the acceptance received by farmers is Rp.13.270.336,00, the amount of chiliproduction is greater than BEP of chili production (5,860 kg> 2,413 Kg), and the price received by farmers is larger than BEP price (Rp.5,500.00> Rp.3,917.00).
Cabai rawit komoditas pertanian banyak digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan dalam negeri (obat-obatan, makanan dan kosmetik). Kebutuhan konsumsi komoditas cabai rawit ini semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan semakin bervariasinya jenis serta menu makanan yang memanfaatkan produk ini. Pemenuhan kebutuhan konsumsi cabai rawit nasional yang semakin meningkat dapat ditunjang oleh peningkatan produksi cabai rawit. Kemampuan produksi cabai rawit dipengaruhi oleh perkembangan luas lahan dan tingkat produktivitas cabai rawit pada daerah tertentu. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan tingkat produktivitas cabai rawit tertinggi. Kegiatan usahatani cabai rawit pada umumnya memiliki resiko yang sering dihadapi oleh petani antara lain resiko gagal panen, tidak adanya kepastian jual, harga yang berfluktuasi, kemungkinan rendahnya margin usaha, dan lemahnya akses pasar. Usahatani cabai rawit yang dilakukan petani memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, namun demikian dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sering dihadapkan pada permasalahan pengetahuan petani yang masih relatif rendah, keterbatasan modal, lahan garapan yang sempit serta kurangnya ketrampilan petani yang pada akhirnya akan berpengaruh pada penerimaan petani.
Penelitian dilakukan di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang dengan menggunakan sampel sebanyak 50 orang petani cabai rawit di desa ini. Cabai rawit yang dilakukan layak untuk dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R/C sebesar 1,40 (>1), BEP penerimaan petani lebih kecil yaitu Rp 13.270.336,00, jumlah produksi cabai rawit lebih besar dari BEP produksi cabai rawit (5.860 kg > 2.413 Kg), dan harga yang diterima oleh petani lebih besar dari BEP harga (Rp 5.500,00 > Rp 3.917,00).
Keywords
References
BPS (Badan pusat statistik 2015). Luas panen, produksi dan produktivitas cabai rawit.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2010. Statistik tanaman sayuran. Departemen pertanian. Jakarta.
Saptana, DKK., 2008. Strategi kemitraan usaha dalam rangka peningkatan daya saing agribisnis cabai merah di Jawa Tengah. Pusat analisis sosial ekonomi dan kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian Deptan Bogor.
Slovin, Umar. 2007. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. Jakarta. Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2008. Metode penelitian: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung.
............... 2013. Statistika untuk penelitian. Bandung., Alfabeta.
Sumarni, N.dan A. Muharam 2012. Budidaya tanaman cabai rawit merah. Balai penelitian tanaman sayuran. Lambang.
Refbacks
- There are currently no refbacks.