PENGGUNAAN PUPUK HAYATI DAN BOKASI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill.)

Antonius Tandu, I Made Indra Agastya, Widowati Widowati

Abstract


This study aims to determine the dosage combination of bocation fertilizer and biological fertilizer on soybean growth and yield. The research was conducted at Jalan Srigading, No. 01, Gading Kulon Village, Dau District, Malang Regency, East Java Province. The research began in March to May 2018, with altitude of ± 635 m above sea level. This study uses factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of 3 replications. The treatment factor in this study consisted of two (2) factors, namely: Factor I is the Bocation Dosage (B) consisting of 3 levels, namely: B0 = Fertilizer dose is located 0 t/ha, (Control), B1 = Dosage of fertilizer is bocated 5 t/ha and B2 = bocation fertilizer dose 10 t/ha. Factor II is Biofertilizer (H) which consists of 2 levels, namely : H0 = Dosage of biofertilizer 0 kg/ha (Control) and H1 = Dosage of biological fertilizer 50 kg/ha. Variable observations are as follows: Plant height (cm), number of leaves (strands), number of branches (branches), number of pods (pods), total plant wet weight (g), total plant dry weight (g), weight of pods (g/pods) ), Seed yield weight (g/plant) and estimated yield (t/ha). The data obtained from the research results were analyzed statistically using the F test, if the results of the variance were significantly different (F count > F table 5%) or very significantly different (F count > F table 1%), then to compare the two treatment averages were tested continued with the Smallest Significant Difference test (LSD) level of 5%. The results showed that there was no interaction on the administration of biofertilizer doses and bocation doses on the growth and production of Grobogan soybean varieties. The best soybean production at the bocation dose of 10 t/ha was 3.10 t/ha, while the best biofertilizer dosage at a dose of 5 kg/ha was 3.02 t/ha.




Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi dosis pupuk bokasi dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian dilaksanakan di Jalan Srigading, No. 01, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan Mei 2018, dengan ketinggian tempat ± 635 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri atas 3 ulangan. Faktor Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari dua (2) faktor, yaitu : Faktor I adalah Dosis Bokasi (B) terdiri dari 3 taraf yaitu : B0 = Dosis pupuk bokasi 0 t/ha, (Kontrol), B1 = Dosis pupuk bokasi 5 t/ha dan B2 = Dosis pupuk bokasi 10 t/ha. Faktor II adalah Pupuk Hayati (H) yang terdiri dari 2 taraf yaitu : H0 = Dosis pupuk hayati 0 kg/ha (Kontrol) dan H1 = Dosis pupuk hayati 50 kg/ha. Variabel Pengamatan sebagai berikut Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun (helai), Jumlah cabang (cabang), Jumlah polong (polong), Berat basah total tanaman (g), Berat kering total tanaman (g), Bobot polong (g/polong), Bobot hasil biji (g/tanaman) dan Estimasi hasil (t/ha). Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji F, apabila hasil ragam berbeda nyata (F hitung >F tabel 5%) atau berbeda sangat nyata (F hitung > F tabel 1%), maka untuk membandingkan dua rata-rata perlakuan dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi pada pemberian dosis pupuk hayati dan dosis bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai varietas Grobogan. Produksi kedelai terbaik pada dosis bokasi 10 t/ha sebesar 3,10 t/ha, sedangkan dosis pupuk hayati terbaik pada dosis 5 kg/ha sebesar 3,02 t/ha.

Keywords


Pupuk Hayati; Bokasi; Hasil Kedelai

References


Adijaya, N.I., Suratmini, P dan Mahaputra, P. 2014. Aplikasi Pemberian Legin (Rhizobium) pada Uji beberapa Varietas Kedelai di Lahan Kering. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Bali.

Badan Pusat Statistik. 2010. Data Strategis BPS Produksi Tanaman Pangan. http://www.bps.go.id. Di akses 03 Januari 2018.

Birnadi. S. 2014. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Pupuk Organik Bokasi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) Kultivar Wilis. Edisi Vol. VIII, No. 1:29-46.

Damanik, M.M.B., B.E. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin dan H. Hanum, 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara Press, Medan.

Djunaedy A. 2009. Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). J. Agrovigor. Vol. 2, No. 1:42-46.

Gabesius, Y.O., L.A.M. Siregar dan Y. Husni. 2012. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi. J. Online Agroekoteknologi. Vol. 1, No. 1:220-236.

Gani, J.S.A., M.I. Bahua dan F. Zakaria. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine max (L.) Merrill) Varietas Tidar Berdasarkan DosisPupuk Organik Padat.

Hamzah. 2014. Proses Fiksasi Nitrogen. http://Hamzahagriculture.blogspot.com. Diakses Tanggal 7 Juli 2018.

Kurniaty, R., S. Bustomi, dan E. Widyati. 2013. Penggunaan Rhizobium dan Mikoriza dalam Pertumbuhan Bibit Kaliandra (Calliandra callothyrsus) Umur 5 Bulan. J. Perbenihan Tanaman Hutan, Vol. 1, No. 2:71-81.

Margiati. S, R.A. Wiralaga, dan M. Fitriana. 2014. Takaran Beberapa Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glicine max (L.) Merrill) Pada Tanah Ultisol. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. ISBN : 29-1-29-8.

Masdalia, E., Syam’un dan M. Riadi. 2011. Aplikasi Bahan organik padat dan teknologi BMF (Budi mixed farming) dan terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai.

Mayani, N dan Hapsoh. 2011. Potensi Rhizobium dan Pupuk Urea untuk Meningkatkan Produksi Kedelai (Glycine max L.) pada Lahan Bekas Sawah. J. Ilmu Pertanian KULTIVAR. Vol. 5, No. 2:67-75.

Purwaningsih. O. 2015. Penggunaan Bakteri Rhizobium Japonicum Untuk Meningkatkan Fiksasi Nitrogen Pada Berbagai Kultivar Kedelai. Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta. ISBN. 372-377.

Rahman, M.W., 2013. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau Melalui Pemberian Pupuk Phonska. UNG, Gorontalo.

Rahman. F.H., Sumadi dan A. Nuraini. 2014. Pengaruh Pupuk P Dan Bokasi Terhadap Pertumbuhan, Komponen Hasil, Dan Kualitas Hasil Benih Kedelai (Glycine Max L. (Merr.)). J. Agric. Sci. Vol. I, No. 4:254-261.

Rao. 2006. dalam Nurhayati H., 2006. Isolasi Dan Seleksi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik Dari Lahan Kering Masam, Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri, Malang.

Sahetapy, M.M., J. Pongoh dan W. Tilaar. 2017. Analisis Pengaruh Beberapa Dosis Pupuk Bokasi Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tiga Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum MIIL.) Di Desa Airmadidi. J. Agri-SosioEkonomi Unsrat. Vol. 13, No. 2:71- 82.

Samuli, L. O. Karimuna, L. Sabaruddin, L. 2012. Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merril) pada Berbagai Dosis Bokashi Kotoran Sapi. J. Penelitian Agronomi Oktober, Vol. 1, No. 2:145-147.

Sari. R dan R. Prayudyaningsih. 2015. Rhizobium : Pemanfaatannya Sebagai Bakteri Penambat Nitrogen. Info Teknis EBONI. Vol. 12 No.1:51-64

Sutanto, R. 2011. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

Sutopo. L. 2013. Teknologi Benih. Rajawali Pers.Jakarta.

Tamawakkal. 2009. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kototran Sapi. Skripsi. Depertemen Budidaya. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan.

Tania, N., Astina., dan S. Budi. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi pada Tanah Podsolik Merah Kuning. J. Sains Mahasiswa Pertanian, Vol. 1, No. 1:10-15.

Triana. D. 2014. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Dan Konsentrasi ZPT Atonik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril).

Wahyuni, E., 2007. Menakar efektivitas kompos dan bokashi. Diunduh dari http://www.sintesa.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=31&itemid=34. Diunduh pada Tanggal 29 Agustus 2018.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.