PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAHAN PETANI JAHE MERAH DI KELOMPOK TANI “PATIN UNGGUL” DI KELURAHAN ARDIREJO KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
Abstract
Pengelolaan sumber daya lahan petani jahe merah sangat baik. Usahatani intensif memiliki luas lahan sebesar 0,05 Ha. Dari luas lahan 0,05 Ha, seluruhnya ditanami jahe merah, sehingga dikatakan intensif. Usahatani setengah intensif memiliki luas lahan sebesar 0,1 Ha. Dari luas lahan 0,1 Ha, 0,075 Ha ditanami padi dan 0,025 Ha ditanami jahe merah, sehingga dikatakan setengah intensif. Usahatani sampingan memiliki luas lahan sebesar 0,15 Ha. Dari luas lahan 0,15 Ha, 0,09875 Ha ditanami padi kemudian 0,03875 Ha ditanami cabe dan stroberi dan 0,0125 Ha ditanami jahe merah, sehingga dikatakan sampingan. Analisis usaha tani, biaya tetap adalah biaya yang bernilai tetap yang harus dibayar produsen berapapun tingkat output yang dihasilkan, biaya variabel adalah jumlah biaya yang berubah-ubah menurut tinggi rendahnya output yang dihasilkan. biaya total adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Sehingga persamaannya adalah TC= FC+VC. Penerimaan total adalah hasil kali antara harga dengan kuantitas. Harga adalah harga yang telah ditentukan, jumlah produksi adalah jumlah output yang dihasilkan, persamaannya adalah TR= P×Q. Rumus keuntungan Π=TR─TC. Penerimaan total jahe merah dengan sistem tanam intensif memiliki nilai rata-rata Rp. 39.000.000 lebih besar dibandingkan dengan sistem tanam setengah intensif sebesar Rp. 16.890.452 dan sampingan sebesar Rp. 10.797.949. Biaya total jahe merah dengan sistem tanam intensif memiliki nilai rata-rata sebesar Rp. 11.232.000 lebih besar dibandingkan dengan sistem tanam setengah intensif sebesar Rp. 5.623.333 dan sampingan sebesar Rp. 2.841.821. Pendapatan bersih petani jahe merah dengan sistem intensif sebesar Rp.448.000 lebih besar dibanding dari setengah intensif sebesar Rp. 11.406.667 dan sampingan sebesar Rp. 7.953.179. Nilai R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari 1 (R/C rasio > 1), baik sistem intensif, setengah intensif maupun sampingan sehingga usahatani dengan sistem tersebut sangat layak dilakukan.
Keywords
References
Adinugraha. 2007. Teknik pembibitan dan perbanyakan vegetative tanaman. Gramedia:Bogor.
Asy-syafi’i. 2008. Tafsir Ibnu Katsir/ Abdullah bin Muhammad bin Abdurarahman Alu Staikh; penerjemah, M, Abdul Ghoffar ; Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
BPS (2014). Statistik Indonesia 2015. Hal 9-76-192. Geografi dan Iklim, penduduk dan Tanaman pangan, Badan Pusat Statistik. Samarinda.
Brinkman dan Smyth. 2003. vink, 2005 ; FAO, 2007. Impact Of Indigenous-Based Interventions On Land Conservation : A Case Study Of A Soil Conservation And Agroforestry Project, Arumeru District, Tanzania Sokoine University Of Agriculture, Po Box 3013, Chuo Kikuu, Morogoro, Tanzania, East Africa Received 13 August 2003 ; Revised 14 April 2005; Accepted 16 August 2007.
Cheppy and Syukur. 2002. Pembibitan Tanaman Obat. Penebar Swadaya. Cimanggis Depok.
Crook, C dan R. A Clapp. 2008. Is market-oriented forest conservation a contradiction in terms? Environmental Conservation. Vol. 25 (2) 131-145. Foundation for Environmental Conservation.
Flawn. 2001. Land Use And Soil Erosion In The Upper Reaches Of The Yangtze River: Some Socio-Economic Considerations On China’s Grain-For-Green Programme 1land Consolidation And Rehabilitation Center, The Ministry Of Land And Resources, Beijing 100035, China. Received 31 May 2005; Revised 21 September 2005; Accepted 20 November 2005
Hariana, Arief. 2004. Tumbuhan Obat dan khasiatnya Seri I. Jakarta. Penebar Swadaya.
Hasanuddin, I. 2002. Pedoman Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat Organik. Direktorat Tanaman Semusim, Ditjen Bina Perkebunan, Jakarta.
Mardikanto. 2009. Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Bina Aksara. Jakarta.
Marry Parker Follet. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Alam. Sekolah Pasca sarjana IPB. Bogor.
Refbacks
- There are currently no refbacks.