PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN DOSIS PETROGANIK TERHADAP HASIL SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA SISTEM VERTIKULTUR

Hironimus Jehani, Astutik Astutik, Sutoyo Sutoyo

Abstract


Verticultural systems can provide a more economic growth environment especially in land use and maintenance stages. The study aimed to determine the best combination between the addition of husk charcoal and petroganic fertilizer application to the growth and yield of pakchoy mustard plants. The study used a factorial randomized block design consisting of two factors, namely: Factor I is the composition of rice husk charcoal (A) consisting of: A0 = Soil 15 kg + 15 kg bokashi + 0 kg husk charcoal (control), A1 = 13 kg soil + 13 kg bokashi + 4 kg husk charcoal and A2 = Land 11 kg + bokashi 11 kg + 8 kg husk charcoal. Factor II is the dose of petroganic fertilizer (P) which consists of: P1 = 1 g.tan-1 and P2 = 2 g.tan-1. Variables observed included plant height (cm), number of leaves (strands), leaf area (cm2), fresh weight of plants (g) and dry weight of plants (g). The results of the data were analyzed statistically using the F test, to compare the two treatment averages carried out further tests with the Smallest Significant Difference test (LSD) level of 5%. there was no interaction between husk charcoal and petroganic doses on the growth and production of mustard pakchoy. Separately the amount of husk charcoal affects the growth of plant height, leaf area and crop production, while the petroganic dose affects the growth of height and number of leaves, but does not affect the production of pakchoy mustard. The best growth and production of Pakchoy mustard is found in 8 kg / paralon husk charcoal planting media with a leaf area of 44.89 cm age 6 MST and not different from 4 kg / paralon, while the best fresh weight production is 344.61 g / plant. The best growth of Pakchoy mustard was obtained on 2 g / plant petroganic fertilization on the number of leaves aged 6 MST as many as 9.63 strands, while not affecting plant production.




Sistem vertikultur dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih ekonomis terutama dalam penggunaan lahan dan tahap pemeliharaanya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kombinasi yang terbaik antara penambahan arang sekam dan pemupukan pupuk petroganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakchoy. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu : Faktor I adalah komposisi arang sekam padi (A) terdiri dari : A0 = Tanah 15 kg + bokashi 15 kg + arang sekam 0 kg (kontrol), A1 = Tanah 13 kg + bokashi 13 kg + arang sekam 4 kg dan A2 = Tanah 11 kg + bokashi 11 kg + arang sekam 8 kg. Faktor II adalah dosis pupuk petroganik (P) yang terdiri dari : P1 = 1 g.tan-1 dan P2 = 2 g.tan-1. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm2), berat segar tanaman (g) dan berat kering tanaman (g). Data hasil dianalisis secara statistik menggunakan uji F, untuk membandingkan dua rata-rata perlakuan dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Tidak terdapat interaksi antara arang sekam dan dosis petroganik terhadap pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy. Secara terpisah takaran arang sekam berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, luas daun dan produksi tanaman, sedangkan dosis petroganik berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah daun, namun tidak berpengaruh terhadap produksi sawi pakchoy. Pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy terbaik terdapat pada media tanam arang sekam 8 kg/paralon dengan luas daun 44,89 cm umur 6 MST dan tidak berbeda dengan 4 kg/paralon, sedangkan produksi berat segar terbaik sebesar 344,61 g/tanaman. Pertumbuhan sawi pakchoy terbaik diperoleh pada pemupukan petroganik 2 g/tanaman terhadap jumlah daun umur 6 MST sebanyak 9,63 helai, sedangkan tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman.

Keywords


Produksi; Arang sekam; Pupuk Petroganik; Vertikultur

References


Annisava, A.R., L. Anjela, B. Solfan. 2014. Respon Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Pemberian Beberapa Dosis Bokashi Sampah Pasar Dengan Dua Kali Penanaman Secara Vertikultur. J. Agroteknologi. Vol. 5, No. 1:17-24.

Augustien. N.K dan Hadi Suhardjono. 2016 Peranan Berbagai Komposisi Media Tanam Organik Terhadap Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Di Polybag. Agritrop J. Ilmu-Ilmu Pertanian. 54-58.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2006. Pupuk organik dan pupuk hayati: organic fertilizer and biofertilizer. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budi Daya Sawi Hijau. Yogyakarta Yayasan Pustaka Nusantara.

Endriani.2010. Sifat Fisika dan Kadar Air Tanah UltisolAkibatPenerapanSistemOlah Tanah Konservasi. J. Hidrolitan. Vol. 1, No. 1. MasyarakatKonservasi Tanah dan Air (MKTI) Cabang Jambi. Jambi.

Elzebroek, A.T.G., dan K. Wind. 2008. Guide to cultivated plants. CAB International, London.

Gustia, H. 2013. Pengaruh penambahan sekam bakar pada media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea l.). E-J. Widya Kesehatan dan Lingkungan. Vol. 1, No. 01:12-17.

Haryanto, E. Suhartini dan T. E. Rahayu, 2013. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.

Indrianasari, Y. 2016. Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Secara Hidroponik Pada Media Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kambing Dan Kotoran Kelinci. Publikasi Ilmiah. PS. Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kusuma. A.H., M. Izzati, E. Saptiningsih. 2013. Pengaruh Penambahan Arang dan Abu Sekam dengan Proporsi yang Berbeda terhadap Permeabilitas dan Porositas Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L.). J. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. XXI, No. 1:1-9.

Lukman, L. 2011. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. Hal. 1-6.

Makaruku, M.H. 2015. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik. J. Agroforestri. Vol. X, No. 3:239-246.

Melati, M., dan W. Andriyani. 2005. Pengaruh pupuk kandang dan pupuk hijau Calapogonium mucunoides terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glicine max (L) Merr) panen muda yang dibudidayakan secara organik. Bul. Agron. 33(2):8-15.

Munir. M. 2011. Tanah-Tanah Utama Di Indonesia, Karakteristik, Klasifikasi dan Pemanfaatannya. Penerbit Pustaka Jaya.

Nurbaity, A., A, Setiawan, dan O. Mulyani. 2011. Efektivitas Arang Sekam Sebagai Bahan Pembawa Pupuk Hayati Mikoriza Arbuskula Pada Produksi Sorgum. J. Agrinimal. Vol. 1, No. 1:1-6.

Onggo, T.M. Kusumiyati dan A. Nurfitriana. 2017. Pengaruh Penambahan Arang Sekam Dan Ukuran Polybag Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Kultivar ‘Valouro’ Hasil Sambung Batang. J. Kultivasi. Vol. 16, No. 1:298-304.

Pracaya. 2009. Bertanam Sayur Organik di Kebun, Pot, dan Polibag. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sarief, S. 1992. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Septiana, D. 2012. Pengaruh Pemberian Arang Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan danHasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens)Seminar PS. Hortikultura, Universitas Politeknik Negeri Lampung.

Sunarjono, H. H., 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Supriyanto dan F. Fiona. 2010. Pemanfaatan Arang Sekam untuk Memperbaiki PertumbuhanSemai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.) PadaMedia Subsoil. J. Silvikultur Tropika. Vol. 01 No. 01:24–28.

Susilo. D.E.H. 2014. Nisbah Berat Daun Dan Luas Daun Spesifik Tanaman Sawi Akibat Pemberian Pupuk Organik Di Tanah Gambut Kota Palangka Raya. J. Anterior Vol. 13, No. 2:132–138.

Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. (Hal: 11-35). Yogyakarta: Kanisus.

Wahyudi, 2010.Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Zulkarnain. 2013. Dasar-dasar hortikultura. Bumi Aksara, Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.