PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT BANTU PENYULUHAN PADA KEGIATAN BUDIDAYA PADI SEHAT DI KELOMPOK TANI “PERDI I” DESA DILEM KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Meriana Dappa Mera, Farah Mutiara, Son Suwasono

Abstract


The purpose of this study was to determine the role of field agricultural instructors in the use of extension equipment in healthy rice cultivation activities and to analyze the factors associated with the use of extension equipment in the "PERDI I" farmer group in Dilem Village, Kepanjen District, Malang Regency. Data collection techniques in this study by using questionnaires or questionnaires, interviews, observations / observations. The analytical method used in this study is qualitative and quantitative descriptive analysis. The results showed that in conducting counseling activities on Perdi I farmer groups on healthy rice cultivation, extension agents always used extension tools (slides or drawings) with the intention that farmers more easily understand the material presented, so that the level of knowledge of members of the farmer group 1 about tools counseling assistance and its benefits were obtained by the majority (74.3%) of group members stating that they knew enough about the types and benefits of extension equipment as a medium used by agricultural extension workers to clarify information provided in this case information on innovations related to healthy rice cultivation activities.




Tujuan Penelitian ini untuk Mengetahui peran penyuluh pertanian lapangan dalam penggunaan alat bantu penyuluhan pada kegiatan budidaya padi sehat dan untuk Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat bantu penyuluhan di Kelompok tani “PERDI I” Desa Dilem Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Teknik Pengumpulan Data pada penelitian ini dengan menggunakan Angket atau kuisioner ,Wawancara, Pengamatan/observasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam melakukan kegiatan penyuluhan pada kelompok tani Perdi I tentang budidaya padi sehat, penyuluh selalu menggunakan alat bantu penyuluhan (slide atau gambar) dengan maksud agar petani lebih mudah memahami materi yang disampaikan, sehingga tingkat pengetahuan anggota kelompok tani perdi 1 tentang alat bantu penyuluhan dan manfaatnya diperoleh sebagian besar (74,3%) anggota kelompok menyatakan sudah cukup mengetahui jenis dan manfaat alat bantu penyuluhan sebagai media yang digunakan penyuluh pertanian untuk memperjelas informasi yang diberikan dalam hal ini informasi inovasi terkait kegiatan budidaya padi sehat.

Keywords


Penyuluh; Alat Bantu; Budidaya padi sehat

References


Andoko, A. 2010. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta

Anwas, O.M. 2013. “ Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, Dan Intensitas Pertemuan Terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayan, Vol. 19 (1) : 50-62

Barkelaar, D. 2001. EDN Stories: SRI, The System of Rice Intensification: less can be more.http://www.echonet.org.diakses: 18 November 2009. 20:18 WIB.

Departemen Pertanian. 2009. Pedoman Umum Pengembangan Desa Mandiri Energi Berbasis Jarak Pagar. Jakarta.

Diratjama A. dan Zakiah. 2015. Konsep Dasar dan Penarapan PHT Di Tingkat Petani.https://scholar.google.com/scholar?oe=utf-8&client=firefox-b-ab&um=1&ie=UTF-8&Ir&q=related:sot0TjQ6XjqtxM:scholar.google.( Diakses 10 Maret 2018).

Fashihullisan, 2009, Peran Penyuluhan Dalam Pembangunan. Mosher, A.T. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasa Guna.

Mutakin, J. 2005. Kehilangan Hasil Padi Sawah Akibat Kompotensi Gulam Pada Metode SRI (System of Rice Intenfication).Tesis.Pascasarjana. Unpad Bandung.

Nugraha, R dan E, Sulistywati. 2010. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan Sebagai Pupuk Organik Dalam Meningkatkan Produktivitas dan Menurunkan Biaya Produksi BudidayaPadi.Sekolah Tinggi Ilmu & Teknologi Hayati.Institut Teknologi Bandung.

Purwono dan Purnawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. tanggal 9 november 2009).

Purwono, L. dan Purnamawati (2007). Budidaya Tanaman Pakan. Penerbit Agromedia. Jakarta.

Renstra Kementerian. 2015. Rencana Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Slamet, M.2003, dalam Mudjibburrahman. 2014. Kinerja Penyuluh Pertanian di KabupatenPidie Provinsi Aceh. Thesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV AFABETA. Bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan.

Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Pres. Universitas Gadjah mada. Yogyakarta.

Van den Ban. A.W. dan H.S Hawkins, (2011). Penyuluh Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

http://fashihullisantugaspenyuluhan Blogspot.com/peranananpenyuluhan dalam-pembangunan.html. (diakses 21 Januari 2018).

Hartatik, W. dan L .R. Widowati.2006. Pupuk Kandang. Artikel- Ilmiah- Jurnal- Pupuk Kandang.http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf.(Diakses 10 Maret 2018)

Hasibuan, B. E. 2006. Pupuk dan pemupukan. USU Press. Medan

Indriani. 2010. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Leilani. A, dan Jahi. A, . 2006, Kinerja Penyuluh Pertanian di beberapa Kabupaten Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan. Vol 2, No 2 : 99-106

Kartasapoetra. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. PT. Bina Aksara. Jakarta.

Kementerian Pertanian Republiik Indonesia. 2006. Pupuk Organik dan Pembenah Tanah. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 02/pert/hk.060/2/2006. http://pse.litbang .deptan.go.id/ind/pdffiles/SUP4-3.pdf. (Diakses tanggal 10 Januari 2010).

Kuntariningsih, A., dan Maryono, J. 2013. “Dampak Pelatihan Petani Terhadap Kinerja Usahatani Kedelai di Jawa Timur”. Jurnal Sosihumaniora, Vol. 15 (2) : 139-150

Mardikanto T. 2009. Penyuluh Pembangunan Pertanian. Surakarta. Sebelas Maret University Pres.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.