NILAI SERVIC PER CONCEPTION DITINJAU DARI BOBOT BADAN PANJANG DAN LINGKAR SKROTUM KAMBING PEJANTAN BOER ( Studi Kasus Di CV Peternakan Kambing Burja Kota Batu)

Hendrikus Vendy, Nonok Supartini, K Suharto

Abstract


Penelitian dilaksanakan di CV. Peternakan Kambing Burja di Pandan Rejo Kota Batu, mulai awal bulan 16 Februari–16 April 2015
Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ternak kambing boer pejantan yang diamati 12 ekor dengan kisaran umur ternak antara 1-4 tahun dan staf kariawan peternakan kambing burja sebagai sumber informasi. Data-data yang dikumpul berupa data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara CV Peternakan burja yang meliputi service per conception, jumlah kemampuan dalam reproduksi ternak betina selama dua siklus birahi. sedangkan data skunder diperoleh dari kantor Desa Panden Rejo sebagai sekunder, data pengunaan lahan. Dari segi teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dengan wawancara ( Interview), secara sistematis sehingga dapat dilaksanakan pengamatan (observasi) yang benar –benar valid,dan reliable.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata bobot pada kambing pejantan boer pada siklus pertama 21 hari 104,88 kg. dan siklus kedua pada 42 hari 108,28 kg. rata-rata panjang skrotum 20 cm dan lingkar skrotum 30 cm. Reproduksi yang baik di pengaruh hormone testosteron. Produktivitas ternak merupakan cerminan dari efisiensi reproduksi. Rata–rata nilai S/C siklus pertama pada 21 hari adalah : 1,23 dan Rata –rata nilai S/C siklus kedua pada 42 hari selama penelitian adalah : 1,16.
Dari hasil penelitian di CV Peternakan Kambing Burja disimpulkan bahwa nilai service per conception dari rata-rata siklus pertama pada 21 hari 1,19 dan siklus kedua 42 har 1,16. Semakin besar bobot badan dan semakin besar pula ukuran skrotum. Jumlah ejakulasi pada kambing boer tidak berpengaruh terhadap bobot badan kambing pejantan boer.

Keywords


service per conception Reproduksi Pejantan boer, kambing boer, kambing pejantan boer

References


Anoimus.2007. Statistik Peternakan 2007. Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian RI. diakses tanggal 12 Januari 2015.

Borfenig, P J. dan D. Rossi. 1992. Serving capacity and scrotal circumference of ram lambs as affected by selection for reproductive rate. Small Ruminant research, 9(1992) 61-86.

DITJENNAK.2008. Data Statistik Peternakan.www.bappeprop-jatim.so.id.diakses tanggal 12 Januari 2014.

Devendra dan Burns M. 1994. Produksi kambing di daerah tropis. Penerbit ITB. Bandung

Hastono dan J. Afrin. 2006. Pengaaruh lingkaran skrotun terhadap kandungan testosterone, volume semen dan kosentrasi sperma kambing dan domba garut. Prosiding seminar Nasional Teknologi peternakan dan veteriner. Pusat penelitian dan pengembangan peternakan Bogor.

Kartadisastra, H.R. (2000). Penyediaan & Pengelolaan Pakan ternak

Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta, Kanisius

Muliyono dan Sarwono, 2009. Kambing boer dapat digunakan sebagai salah satu parent stock (bibit indukan dan pejantan) untuk pembentukkan bibit unggul.

Sugoro, I., 2009. Kajian Bioetika: Pemanfaatan Inseminasi Buatan untuk Peningkatan Produktivitas Sapi. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati.Insitut Teknologi Bandung. Bandung.

Sutama, I.K.2004.Tantangan dan Peluang Peningkatan Produktivitas kambing Melalui Inovasi Teknologi Reproduksi.Lokakarya Nasional Kambing Potong.Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.Bogor.

Suara Karya, 1992. Mengenal Pakan Ternak kambing Jenis Unggul.Universitas Bogor.

Soenaryo, 1918. Fertilitas dan infertilitas pada ternak. Jendral Soedirman

Universitas press. purwokerto

Setiadi, B. 2003. Alternatif konsep pembibitan dan Pengembangan Usaha Ternak Kambing. Makalah Sarasehan “Potensi Ternak Kambing dan Propek Agribisnis Peternakan", 9 September 2003 diBengkulu.

Susilawati, T., 2002.Optimalisasi Inseminasi Buatan Dengan Spermatozoa BekuHasil Sexing Pada Sapi Untuk Mendapatkan Anak Dengan Jenis Kelamin Sesuai Harapan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang

Toelihere, M.R. 2006.Pokok pokok pikiran seorang Begawan Reproduksi. Fakultas Kedokteran Hewan. Intitut Pertanian Bogor.

Toelihere, 1993. Meningkat penampilan reprodusi trnak betina penyebab daya napsu tinggi pada janta di pengaruhi akivitas libido.Balai penelitian ternak ruminansia kecil. Universitas Bogor.

Toelihere, 1993. Meningkat penampilan reprodusi trnak betina penyebab daya napsu tinggi pada janta di pengaruhi akivitas libido.Balai penelitian ternak ruminansia kecil. Universitas Bogor.

Tiesnamurti.B. dan I. Inounu. 1993. Pengaruh masa kawin perubahan testis pemacek. Ilmu dan peternakan Bogor.

Whittier, J.C. 2000. Predicting Bull Fertilit DVM Extension Veterinarian Catt Departemnt of Large Animal Clinical Science, Virginia-Marylan Regional College of Veterinary medicine, Virginia Tech

Whittier, J.C. 1993. Reproductive anatomy and physiology of the Bull.Departement of Animal Sciences University of Missouri, Canada. http://extension. Missouri Edu/Explore/Agguiedes/Ansci/g0 2016. html.5 Juni 2005

Zuriah ,2006. Metodologi penelitian social dan pendidikan.Teori- Aplikasi. Jakarta: Bumi Akasara.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.