PENGGUNAAN 6-Benzyl Amino Purin (BAP) DAN KINETIN PADA MULTIPLIKASI KRISAN (Chrysanthemum indicum L.) MULTIPLICATION OF CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum indicum L.) USE 6-Benzyl Amino Purin (BAP) AND KINETIN

Benedikta Irawati, Titis Adisarwanto, Astri Sumiati

Abstract


Tanaman krisan (Chrysanthemum indicum L.) merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tingginya produksi krisan berimplikasi pada kebutuhan benih, teknologi budidaya dan varietas yang cukup tinggi. Penggunaan teknik kultur jaringan bisa berhasil untuk mengembangkan bibit yang berkualitas dan seragam pada tanaman Krisan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan media dasar MS dengan konsentrasi Benzyl Amino Purin (BAP) dan Kinetin yang optimal terhadap kecepatan tumbuh dan perbanyakan in vitro tanaman Krisan.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Jawa Timur, pada bulan April sampai Juli 2016. Penelitian dilakukan dengan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan: ½ MS (Kontrol); ½ MS dan BAP 0,5 ppm; ½ MS dan BAP 1,0 ppm; ½ MS dan Kinetin 0,5 ppm; ½ MS dan Kinetin 1,0 ppm. Plantlet yang digunakan adalah plantlet Krisan bunga kuning. Parameter yang diamati yaitu, saat muncul tunas, jumlah tunas, jumlah total daun, persentase kontaminasi dan persentase plantlet hidup.
Hasil menunjukkan Media ½ MS dengan pemberian Kinetin 0,5 ppm mampu menginisiasi tunas paling cepat (14,75 hari). Jumlah tunas terbanyak diperoleh pada media ½ MS dengan pemberian BAP 1 ppm (2,83/plantlet) dan jumlah daun (16,67/plantlet) sampai dengan umur 51 hari setelah subkultur.

Keywords


Murashige and Skoog, Krisan, BAP, Kinetin, Kultur Jaringan

References


Aini, S.N. 2012. Multiplikasi Tunas Jeruk Keprok Tawangmangu dengan Variasi Konsentrasi IBA dan Kinetin. Skripsi. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

George, E.F., M.A. Hall, G.J. De Klerk. 2007. Plant Propagation by In Vitro Culture. 3rd edition. Vol 1. The Background. Exegetic. Basingtone, UK.

Kasli. 2009. Upaya Perbanyakan Tanaman Krisan (Crysanthemum sp.) secara in vitro. Jerami, 2 (3), 121-125.

Muhit A. 2007. Teknik Produksi Tahap Awal Benih Vegetatif Krisan (Chrysanthemum morifolium R.). Buletin Teknik Pertanian, 12(1),14-18.

Nugroho, K. 2012. Pengaruh Penambahan IAA dan Kinetin terhadap Pertumbuhan Krisan Varietas Pitaloka secara In Vitro. Skripsi. Jurusan Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Nuryanto, Heri. 2009. Budidaya Tanaman Krisan. Ganeca Exact. Bandung.

Soedarjo M, H. Shintiavira, Y. Supriyadi & Y. Nasihin. 2012. Peluang Bisnis Inovasi Krisan Badan Litbang Pertanian. Jakarta Selatan: Agro inovasi.

Supranto, J. 2000. Statistik: Teori dan Aplikasi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Wahyudi, E. 2008. Pengaruh Pemberian BAP dan NAA Terhadap Multiplikasi Embrio Aren Secara In Vitro. Skripsi. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Riau.

Windhayanti, Ester. 2015. Pengaruh Media MS dan VW Modifikasi Serta Benzyl Adenine (BA) pada multiplikasi Anggrek Dendrobium Indonesia Raya, Skripsi. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Yusnita. 2003. Kultur Jaringan: Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Zamroni & Y. Maryani. 2005. Penggandaan Tunas Krisan Melalui Kultur Jaringan. Ilmu Pertanian, 12(1): 51-55.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.