ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI DESA NGANTRU, KECAMATAN NGANTANG, KABUPATEN MALANG

Marselinus Roberto Umbu Tamu, Eri Yusnita Arvianti, Agnes Quartina Pudjiastuti

Abstract


Red onion produced in almost all parts of Indonesia. The main producing red onion north Sumatra, West Sumatra, West Java, Central Java, East Java, West Nusa Tenggara, Central Sulawesi and South Sulawesi. The purpose of this study was to analyze the comparative advantages of onion businesses in Ngantru village. This research is a qualitative research with methods of analysis used was the analysis of Domestic Resources Cost (DRC). The population in this study was 60 and 30 samples. The sampling technique used random sampling while the data collection took place in January-June 2016 using questionnaires.Results of statistical analysis showed that onion farming in the village of Ngantru, Ngantang, Malang Regency experienced excellence both private (6,652,221,805) and social advantages (39.1307 billion) calculations.This meant that onion farming was efficient and it could be concluded of having competitive value for the benefit of farmers and have comparative advantages. From two indicators measuring competitiveness: cost ratio of private (private cost ratio or PCR) showed that onion farming was more competitive with PCR <1 or competitive advantages meanwhile the domestic resource cost ratio or DRCR showed that onion farming had a comparative advantage with DRCR <1. This meant that financially onion farming was efficient and had a greater potential in free trade market.

Tanaman Bawang merah dihasilkan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Penghasil utama bawang merah adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menganalisis Keunggulan komparatif Usahatani bawang merah di Desa Ngantru Kecematan Ngantang Kabupaten Malang. Penelitian ini metode kualitatif sedangkan jenis analisis yang digunakanya itu analisis Domestic Resources Cost (DRC). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 dan sampel 30. Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan januari-juni 2016 dengan menggunakan kuisioner. Hasil analisis statistik diketahui bahwa usahatani bawang merah di desa Ngantru Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang mengalami keunggulan baik perhitungan privat (6.652.221.805) dan perhitungan keuntungan social (39.130.700.000) ini berarti usahatani bawang merah efisien maka dapat dikatakan memiliki daya saing karena menguntungkan petani dan memiliki keunggulan komparatif. Dari dua indicator pengukur daya saing :rasio biaya privat (private cost ratio atau PCR) menunjukan hasil bahwa usahatani bawang merah semakin kompetitif dengan PCR < 1 atau memiliki keunggulan Kompetitif sedang rasio biaya sumberdaya domestic (domestic resource cost ratio atau DRCR) menunujukkan bahwa usahatani bawang merah ini memiliki keunggulan komparatif dengan DRCR < 1. Ini berarti usahatani bawang merah secara financial dikatakan efisien dan memiliki potensi lebih besar dalam perdagangannya di pasar bebas (bersaing sempurna).

Keywords


Analisis Keunggulan Komparatif Bawang Merah

References


Abinowo, Unggul. 2001. Prospek Agribisnis Hortikultura dalam Pasar Domestik dan Internasional. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Dies Natalis XXXIX . FakultasPertanian Unsoed.

Anggraini, Eka D. N. 2000. Analisis Usahatani dan Pemasaran Bawang Merah (Kasus di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah). Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Indonesia Dalam Angka 2014. BPS.Jakarta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang. 2015. Kabupaten Malang Dalam Angka 2015. BPS. Malang.

[BPS dan Pusdatin] Badan Pusat Statistik, Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2006. Database Rumah Tangga Pertanian (Petani, Pekebun dan Peternak). Kerjasama Departemen Pertanian dan Badan Pusat Statistik. Jakarta

Estu, Rahayu., dan Berlian VA, Nur. 2007. Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gustami, S. P. "Cahaya Bagi Kreasi Estetik." ARS 1.1 (2013).

Hutabarat, G. (2012). Pengaruh Pengalaman Time Budget Pressure dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit (The Effect Of Audit Experience Time Budget Pressure, and Auditors’ Ethics On Audit Quality). Jurnal ESAI (ISSN No. 1978-6034).

Indonesia, Bank."Bank Indonesia." Diakses pada 27 (2013).

Monke, E.A. dan Pearson, S.R. (1995). The Policy Analysis Matrix for Agricultural Development. Cornell University Press, Ithaca.

Maulina, Destriati. 2001. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Bawang Merah (Kasus : Desa Kemukten, Kecamatan

Kersana, Kabupaten Dati 11 Brebes, Jawa Tengah). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertania. Bogor. Bogor.

Monke, Eric A dan Scott R Person, 1989, The Policy Analisys Matrix for Agricultural Development, Cornel University Press.

Nazaruddin, 1999.Budidaya dan pengaturan, panen. Sayuran dataran Rendah. Cetakan Keempat. Penebar Swadaya. Jakarta

Octaria, S. D. 2008. Analisis Penawaran Bawang Putih di KabupatenKaranganyar. Skripsi Fakultas Pertanian UNS. Tidak dipublikasikan.

Putrasamedja, S dan Suwandi 1996. Bawang Merah di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Lembang – Bandung

Rubatzky, V.E. dan Yamaguchi, M. 1997. Sayuran Dunia (Prinsip, Produksi, dan Gisi). Institut Teknologi Bandung. Bandung

Rosegrant, M. W,. F. Kasryno, L. A. Gonzales, C. A. Rasahan, Y. Saefudin. 1987. Price and Investment. Policies In The Indonesia.

Food Crop Sector. IFPRI and CASER. Bogor

Sunarjono, H. H. 2004. Bertanam Tiga Puluh Jenis Sayur. Penebar Swadaya.Jakarta.

Suryana, A. 1980. Keuntungan komparatif dalam Produksi Ubi Kayu dan Jagung di Jawa Timur dan lampung dengan Analisa Penghematan Sumber Daya Dumestik (BSD). Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.InstitutPertanian Bogor. Bogor

Shintania, Poppy. 1999. Analisis Sistem Agribisnis Bawang Merah (Kasus di Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat). Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

The World Bank (2014). Population (Total). www. http://data.worldbank.org.Diakses pada 4 Oktober 2014.

Tsakok Isabela, 1990, Agriculture Price Policy. A Practitioner”s Guide to Partial –Equilibrium Analysis, Cornel university Press, Ithaca and London.

Wibowo, S. 2001. Budidaya Bawang: Bawang Putih, Merah, dan Bombay.Penebar Swadaya. Jakarta

Wahyuni, Sri. 1997. Analisis Pemasaran Bawang Merah (Kasus Desa Sukamaju,Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Widayanto. B., 2000. Kajian Sektor Unggulan dan Transformasi StrukturPerekonomian di Kabupaten Sleman DIY Dalam Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Pertanian,Volume 1 No. 1. Juni 2000


Refbacks

  • There are currently no refbacks.