PENGARUH TINGKAT KONSUMSI DAN KECERNAAN BK, PK ITIK MOJOSARI YANG DIBERI PAKAN CAMPURAN KEONG SAWAH

Emanuel logho, Nonok Supartini, Erik Priyo Santoso

Abstract


This study aims to determine the best treatment combination in the Mojosari duck ration. The study used a complete randomized design on each treatment with 3 replications resulting in 21 Test Units. From the research result showed that the highest consumption was in the treatment of A0B2 equal to 57,071,50 gr that was mixture of feed material between rice paddy 25% and Bekatul 75% with highest average value at treatment A0B2 equal to 380,48 gr / head / day. In the consumption of Digestibility Dry matter with the highest value at treatment A0B1 of 248.31 gr / head / day and also the highest daily rate of digestion at treatment A0B0 is 100% control feed. The highest dry matter digestibility percentage in A0B0 treatment was 76.85%. Highest Raw Protein Protein Consumption in A0B3 treatment was 62,82 gr / cow / day while mean of highest Raw Protein digestion was treated A0B3 equal to 54,60 gr / cow / day and highest percentage of digestibility Protein was found in treatment A0B3 equal to 86,90%. So from each treatment of feed consumption, dry matter digestibility as well as the digestibility of Rough Protein gives a very real difference P <0.001).

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi perlakuan terbaik dalam ransum Itik Mojosari. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pada setiap perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga menghasilkan 21 Unit percobaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsumsi tertingi terdapat pada perlakuan A0B2 sebesar 57.071,50 gr yaitu campuran bahan pakan antara Keong sawah 25% dan Bekatul 75% dengan rerata nilai tertinggi pada perlakuan A0B2 sebesar 380,48 gr/ekor/hari. Pada konsumsi Kecernaan Bahan kering dengan nilai tertinggi pada perlakuan A0B1 sebesar 248,31 gr/ekor/hari dan juga rerata harian kecernaan tertinggi pada perlakuan A0B0 adalah pakan kontrol 100%. Presentase kecernaan Bahan Kering tertinggi pada perlakuan A0B0 sebesar 76,85%. Konsumsi Kecernaan Protein Kasar tertinggi di perlakuan A0B3 sebesar 62,82 gr/ekor/hari sedangkan Kecernaan Protein Kasar tertinggi diperlakuan A0B3 sebesar 54,60 gr/ekor/hari dan presentase kecernaan Protein kasar tertinggi terdapat di perlakuan A0B3 sebesar 86,90 %. Jadi dari setiap perlakuan konsumsi pakan, kecernaan bahan kering serta kecernaan Protein Kasar memberi perbedaan yang sangat Nyata P<0,001).

Keywords


Itik Mojosari; Konsumsi pakan; Kecernaan Bahan Kering; Protein Kasar

References


Amrullah, I. K. (2003). Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi Kompleks IPB Baranangsiang. Bogor.

Fan, H.P., M. Xie, W.W. Wang, S.S. Hou and W. Huang.(2008). Effect of Dietary Energy on Growth Performance and Carcass Quality of White Growing Peking Ducks from Two to Six Weeks of Age.Poult. Sci. 87: 1162-1164

Harahap, D. (1986). Pengaruh Force Molting dan Tingkat Energi Ransum Terhadap Performans Itik Alabio Pada Dua Tingkat Umur. Desertasi Program Pascasarjana, IPB, Bogor.

Hermogenes, M.P., D. O. Magpantai and R.Q. Paguia. (2011). Laying Performance Of Chicken (Gallus domesticus L.) Fed Diets Supplemented With Capsium Frutescens.

Ketaren Dan Prasetyo (2000). Produktivitas itik silang MA di Ciawi dan Cirebon. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Meisji L. Sari, R.R. Noor, Peni S. Hardjosworo dan Chairun Nisa (2012). Kajian Karakteristik Biologis Itik Pegagan SumatraSelatan.Jurnal Lahan SubOptima. Vol. 1, No. 2: 170-176

National Research Council. (1994). Nutrient Requirement of Poultry. National Academy of Science. Washington D.C.

Rositawati, I., Saiful N dan Muharlien (2010). Upaya Peningkatan Performan Itik Mojosari Periode Starter Melalui Penambahan Temulawak (Curcuma xanthoriza, Roxb) Pada Pakan.Jurnal Ternak Tropika Vol 11 No. 2. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Rochjat, (2000). Penyusunan Ransum untuk Itik Petelur. http:// www. pustakadeptan.go.id/agretik/dkij0116.pdf.diakses tanggal 23 Juni 2015

Setioko,(1990). Pola pengembangan peternakan itik di Indonesia. Prosiding Temu Tugas Sub-Sektor Peternakan No.5: Pengembangan usaha ternak itik di Jawa Tengah, Sub Balai Penelitian Ternak Klepu.

Untung Kurnia, A. A. M, Kiki Haetami dan Yuniar Mulyani (2007). Penggunaan Limbah Kiambang Jenis Duckweeds dan Azola Dalam Pakan dan Implikasinya Pada Ikan Nilem. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Bandung.

Zahra, T. (1996). Pengaruh Berbagai Tingkat Penggunaan Protein Dan Kepadatan Kandang Terhadap Performans Ayam Ras Petelur Pada Fase Produksi.Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.