PENGARUH TINGKAT KONSUMSI DAN KECERNAAN BK, PK ITIK MOJOSARI YANG DIBERI PAKAN CAMPURAN KEONG SAWAH
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi perlakuan terbaik dalam ransum Itik Mojosari. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pada setiap perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga menghasilkan 21 Unit percobaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsumsi tertingi terdapat pada perlakuan A0B2 sebesar 57.071,50 gr yaitu campuran bahan pakan antara Keong sawah 25% dan Bekatul 75% dengan rerata nilai tertinggi pada perlakuan A0B2 sebesar 380,48 gr/ekor/hari. Pada konsumsi Kecernaan Bahan kering dengan nilai tertinggi pada perlakuan A0B1 sebesar 248,31 gr/ekor/hari dan juga rerata harian kecernaan tertinggi pada perlakuan A0B0 adalah pakan kontrol 100%. Presentase kecernaan Bahan Kering tertinggi pada perlakuan A0B0 sebesar 76,85%. Konsumsi Kecernaan Protein Kasar tertinggi di perlakuan A0B3 sebesar 62,82 gr/ekor/hari sedangkan Kecernaan Protein Kasar tertinggi diperlakuan A0B3 sebesar 54,60 gr/ekor/hari dan presentase kecernaan Protein kasar tertinggi terdapat di perlakuan A0B3 sebesar 86,90 %. Jadi dari setiap perlakuan konsumsi pakan, kecernaan bahan kering serta kecernaan Protein Kasar memberi perbedaan yang sangat Nyata P<0,001).
Keywords
References
Amrullah, I. K. (2003). Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi Kompleks IPB Baranangsiang. Bogor.
Fan, H.P., M. Xie, W.W. Wang, S.S. Hou and W. Huang.(2008). Effect of Dietary Energy on Growth Performance and Carcass Quality of White Growing Peking Ducks from Two to Six Weeks of Age.Poult. Sci. 87: 1162-1164
Harahap, D. (1986). Pengaruh Force Molting dan Tingkat Energi Ransum Terhadap Performans Itik Alabio Pada Dua Tingkat Umur. Desertasi Program Pascasarjana, IPB, Bogor.
Hermogenes, M.P., D. O. Magpantai and R.Q. Paguia. (2011). Laying Performance Of Chicken (Gallus domesticus L.) Fed Diets Supplemented With Capsium Frutescens.
Ketaren Dan Prasetyo (2000). Produktivitas itik silang MA di Ciawi dan Cirebon. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Meisji L. Sari, R.R. Noor, Peni S. Hardjosworo dan Chairun Nisa (2012). Kajian Karakteristik Biologis Itik Pegagan SumatraSelatan.Jurnal Lahan SubOptima. Vol. 1, No. 2: 170-176
National Research Council. (1994). Nutrient Requirement of Poultry. National Academy of Science. Washington D.C.
Rositawati, I., Saiful N dan Muharlien (2010). Upaya Peningkatan Performan Itik Mojosari Periode Starter Melalui Penambahan Temulawak (Curcuma xanthoriza, Roxb) Pada Pakan.Jurnal Ternak Tropika Vol 11 No. 2. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Rochjat, (2000). Penyusunan Ransum untuk Itik Petelur. http:// www. pustakadeptan.go.id/agretik/dkij0116.pdf.diakses tanggal 23 Juni 2015
Setioko,(1990). Pola pengembangan peternakan itik di Indonesia. Prosiding Temu Tugas Sub-Sektor Peternakan No.5: Pengembangan usaha ternak itik di Jawa Tengah, Sub Balai Penelitian Ternak Klepu.
Untung Kurnia, A. A. M, Kiki Haetami dan Yuniar Mulyani (2007). Penggunaan Limbah Kiambang Jenis Duckweeds dan Azola Dalam Pakan dan Implikasinya Pada Ikan Nilem. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Bandung.
Zahra, T. (1996). Pengaruh Berbagai Tingkat Penggunaan Protein Dan Kepadatan Kandang Terhadap Performans Ayam Ras Petelur Pada Fase Produksi.Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.
Refbacks
- There are currently no refbacks.