MOTIVASI DAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN INTENSIFIKASI TANAMAN SAWI DI DESA BANJAREJO KEC. PAKIS, KAB. MALANG

Inosensius Harmin Jandu, Son Suwasono, Rikawanto Eko Muljawan

Abstract


Extension Agent as spearhead the implementation of the extension in the field is necessary to improve their competence according to the demands of changing times. It is therefore important to know the reality of the competence of agricultural extension.The purpose of this study is; ). To determine the role of agricultural extension Pakis subdistrict in the development of intensification of mustard. 2). To know the intensification of mustard plants in the district of fern has developed or undeveloped. This research use descriptive research quantitative, the study sample were farmers and extension workers. Data were collected using a questionnaire and analyzed mengganakan quantitative. From the results of this study indicate. 1). Extension implemented intensively by the extension so that the amount of vacant land has been reduced. 2) The real effect of an explanation is that in doing extension can change vacant land into land of mustard production.

Penyuluh sebagai ujung tombak pelaksanaan penyuluhan di lapangan sangat perlu untuk meningkatkan kompetensinya sesuai tuntutan perubahan zaman. Oleh karena itu penting diketahui realitas kompetensi penyuluh pertanian, apa lagi hingga saat ini belum ada standar kompetensi yang jelas. Tujuan penelitian ini adalah ; ). Untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam pengembangan intensifikasi tanaman sawi. 2). Untuk mengetahui intensifikasi tanaman sawi di sudah berkembang atau tidak berkembang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitattif, sampel penelitian adalah petani dan penyuluh. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis mengganakan analisis kuantitatif. Dari hasil penelitian ini menunjukan. 1). Penyuluhan di laksanakan secara intensif oleh para penyuluh sehingga jumlah lahan kosong sudah berkurang. 2) pengaruh nyata dari penjelasanya adalah penyuluh yang di lakukan bisa merubah lahan kosong menjadi lahan produksi sawi.

Keywords


Motivasi; Kompetensi; Penyuluh Pertanian; Pengembangan Intensifikasi Tanaman Sawi

References


Amanah, S. dan N. Farmayanti. 2014. Pemberdayaan Sosial Petani-Nelayan, Keunikan Agroekosistem, dan Daya Saing. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Slamet, 2009), (Asngari, 2006), (2006), Sumardjo (1999), Slamet (2009), dan Tjitropranoto (1994) (Danim2001 : 25). (Berelson dan Stainer 2002 : 67) Siagian (2002 : 106 ) (Wursanto, 2000: 131,Amstrong & Murlis dalam Ramelan (2003:47),

Hawkins, H. S., dan A. W. Van Den Ban. 2012. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.

Suprapto A. 2011. Rencana Strategis Tahun 2010-2014 Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian.

Suswono. 2013. Jumlah penyuluh pertanian perlu ditingkatkan. Antaranews [Internet]. [diunduh 2013 September 24]; Maruli A, editor. Tersedia pada http://www.antaranews.com/berita/376208/mentan-jumlah-penyuluh-pertanian-perlu-ditingkatkan Kusnadi, D. 2011. Metode Penyuluhan Pertanian. Bogor: STPP Press.

Marliati, Sumardjo, P.S. Asngari, P. Tjitropranotodan A. Saefuddin. 2008. Faktor-faktor Penentu Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Memberdayakan Petani. Penyuluhan. 4 (2) : 92-93.

Saadah, A. Sulili, dan R.B. Deserama. 2011. Peranan Penyuluhan Pertanian terhadap Pendapatan Petani yang Menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo. Agrisistem. 7 (2) : 91-93. (Sulistiyono,2004). (Wudia nto, 2001). (Nursanti ,2010). (Cahyono, 2003). (Haryanto dkk, 2002). (Anonim, 2014 )


Refbacks

  • There are currently no refbacks.