PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR DAN TURI SEBAGAI PAKAN KONSENTRAT TERHADAP INCOME OVER FEED COST NILAI EKONOMIS PAKAN PADA BUDIDAYA KELINCI NEW ZEALAND WHITE

Defrini Konga Wandal, Eko Marhaeniyanto, Erik Priyo Santoso

Abstract


Research studies flour aims to use leaves Moringa oleifera, Lamk (MOL) and Sesbania grandiflora as feed concentrates To iofc economic value feed on cultivation rabbits New Zealand White. The feed material used was corn flour, soybean meal, rice bran, mineral, MOL and Sesbania grandiflora leaf meal. The use of MOL and Sesbania grandiflora leaf meal as much as 7-11% in the concentrate. Twenty male New Zealand White rabbits at the average body weight of 1650,75 ± 370,94 g arranged in Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 5 groups. The treatments applied were P14(basal diet+concentrate without leaf meal; 14% crude protein/CP), PD14 (basal diet+concentrate with leaf meal;14%CP), P18 (basal diet+concentrate without leaf meal;18%CP), PD18 (basal diet+concentrate with leaf meal; 18%CP). Basal diet given was a cabbage leaf. The result showed the positive on iofc economic value feed and found in treatment pd18 ( rp .8373,34 , not with standing the differ across treatment. Influence on both caused consumption feed and extra weight good agency said. We can conclude that the use of feed formulations have a positive impact on iofc economic value feed. We can conclude that the use of feed formulations have a positive impact on iofc economic value feed. Can be advised use flour and leaves kelor turi with a mixture of materials different feed or with the price of feed materials cheaper so can reduce the cost of feed.

Penelitian bertujuan menentukan penggunakan tepung daun kelor dan turi sebagai pakan konsentrat terhadap IOFC nilai ekonomis pakan pada budidaya kelinci New Zealand White. Materi yang digunakan terdiri dari 20 ekor kelinci New Zealand White, rata – rata bobot badan 1650,75±370,94 gram, jagung giling, bungkil kedelai, bekatul, mineral, tepung daun kelor dan turi. Tepung daun kelor dan turi digunakan sebanyak 7-11% dalam konsentrat. Metode yang digunakan adalah metode percobaan, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 kelompok. Perlakuan yang diuji yaitu P14(pakan basal+pakan konsentrat tanpa tepung daun; protein kasar/PK 14%), PD14(pakan basal+pakan konsentrat dengan tepung daun; PK 14%), P18(pakan basal+pakan konsentrat tanpa tepung daun; PK 18%), PD18 (pakan basal+pakan konsentrat dengan tepung daun; PK 18%). Pakan basal yang diberikan berupa daun kol. Hasil penelitian menunjukkan dampak yang positif terhadap IOFC nilai ekonomis pakan dan terdapat pada perlakuan PD18 (Rp. 8373,34), meskipun terdapat pengaruh yang berbeda antar perlakuan. Pengaruh yang baik diakibatkan pada konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan yang baik atau meningkat. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pakan formulasi memberikan dampak positif terhadap IOFC nilai ekonomis pakan. Disarankan menggunakan tepung daun kelor dan turi dengan campuran bahan pakan yang berbeda atau dengan harga bahan pakan yang lebih murah sehingga dapat menekan biaya pakan.

Keywords


Kelor; turi; konsentrat; IOFC; kelinci

References


Andakafarm. 2012. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan dari Limbah Industri Pertanian. http://andakafarm.blogspot.co.id/2012/12/kandungan-nutrisi-bahan-pakan-dari.html.

Anggorodi, R., 1984. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia. Jakarta.

Kuring, K., 2012. Cara Formulasi Pakan dengan Metode Trial and Error.http://kandangkuring.blogspot.co.id/2012/05/cara-formulasi-pakan-dengan-metode.html. Diakses tanggal 23 Maret 2016.

Marhaeniyanto, E. dan Susanti, S., 2011. Strategi Suplementasi Leguminosa Untuk Meningkatkan Penampilan Domba. Buana Sains Vol 11 No 1: 7-16.

Marhaeniyanto, E., Rusmiwari, S. dan Susanti, S., 2015. Pemanfaatan Daun Kelor Untuk Meningkatkan Produksi Ternak Kelinci New Zealand white. Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126.

Merbabu, M., 2012. Tabel Kandungan Nutrisi Bahan Rasum Pakan Dari Beberapa Referensi Dan Pendidikan Pelatihan Peternakan Bbpp Batu Malang Jawa Timurhttp://mursidi-tompak.blogspot.com/2012/09/tabel-kandungan-nutrisi-bahan-rasum_14.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2016.

Prawirodigdo, S., D. M. Yuwono dan D. Andayani, 1995. Substitusi Bungkil Kedelai dengan Bungkil Biji Kapok (Ceiba petandra) Dalam Ransum Kelinci Sedang Tumbuh. Jurnal Ilmiah Ternak Klepu. Balitbang Pertanian. Deptan 1 (3) : 26-31

Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Gizi Komparatif, BEF, Yogyakarta.

Prawirokusumo, S. 1990, Ilmu Usaha Tani, Cetakan I, BPFE, Yogyakarta.

Sumadji. 2007. Budidaya kelinci. Penerbit SIC. Surabaya.

Suprijatna, E., A. Umiyati dan K. Ruhyat, 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal. 163-197

Supriyati, D. Zaenudin, I.P. Kompiang, P. Soekamto Dan D. Abdurachman. 2003. Peningkatan mutu onggok melalui fermentasi dan pemanfaatannya sebagai bahan pakan ayam Kampung. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 29 – 30 September 2003. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 381 – 386.

Tillman, A. D., Hartadi, H., Reksohadiprodjo, S., Prawitokusumo, S. dan Lebdosoekojo, S., 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Yantimala Dewi. 2011. Pengaruh Pemberian Tepung Kaki Ayam Broiler Sebagai Subtitusi Tepung Ikan di Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Konversi Pakan Ayam Arab (gallus turcicus). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Perancangan, Analisis dan Interpretasinya. PT Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.