PENGARUH KOMBINASI LIMBAH KOTORAN SAPI DENGAN LIMBAH PERTANIAN TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG

Marianus Ngongo, Sri Susanti, Eka Fitasari

Abstract


The purpose of this research was to study influence the animal waste and crop residues combination on briquette quality. The research was conducted by experimental method, arranged in Complete Randomizet Design with five treatments and repeated five times. The treatments applied were P1 (40% animal waste) + (10% corncob) + (50% rice husk), P2 (40% animal waste) + (20% corncob) + (40% rice husk), P3 (40% animal waste) + (30% corncob) + (30% rice husk), P4 (40% animal waste) + (40% corncob) + 20% rice husk), P5 (40% animal waste) + (50% corncob) + (10% rice husk). The measured variables were water and ash content, and calorivific value. Based on the variables measured, the various combinations tested have not been able to produce briquette with quality according to SNI standards. The highest calorific value was obtained at treatment P4 (40% animal waste) + (40% corncob) + 20% rice husk) that was 3,332 kcal/gram. The low calorivific value was possible due to the high proportion of rice huks usage. Therefore, further research is needed to obtain the correct proportion when using rice huks.

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi limbah kotoran sapi dengan limbah pertanian terhadap kualitas brilet arang. Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diujikan sebagai berikut: P1 (40% Arang Kotoran Sapi) + (10% Arang Tongkol Jagung) + (50% Arang Sekam Padi), P2 (40% Arang Kotoran Sapi) + (20% Arang Tongkol Jagung) + (40% Arang Sekam Padi), P3 (40% Arang Kotoran Sapi) + (30% Arang Tongkol Jagung) + (30% Arang Sekam Padi), P4 (40% Arang Kotoran Sapi) + (40% Arang Tongkol Jagung) + (20% Arang Sekam Padi), P5 (40% Arang Kotoran Sapi) + (50% Arang Tongkol Jagung) + (10% Arang Sekam Padi). Variabel yang diukur adalah kadar air, kadar abu dan nilai kalor. Hasil penelitian ternyata berbagai kombinasi yang diteliti belum mampu menghasilkan briket dengan kualitas sebagaimana standar yang ditetapkan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Nilai kalor tertinggi dihasilkan dari perlakuan 4 (40% Arang Kotoran Sapi) + (40% Arang Tongkol Jagung) + (20% Arang Sekam Padi) yaitu 3.332 kkal/gram. rendahnya nilai kalor dimungkinkan tingginya proporsi penggunaan sekam padi.

Keywords


Briket; Limbah ternak; Limbah Pertanian; Sumber Energy Alternatif

References


ASTM. 2014. Annual book of ASTM standard.

Darmawan (2000) pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Dalam Bentuk Briket.

Dwiprabowo, H. 1993. Peranan energi kayu bakar dan masalah perencanaannya. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, X1 (5) 184-188. Bogor.

Epstein, G. A. 2005.Finalization and the World Economy.Edward Elgar Publishing. USA

Erikson, S. 2011, Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Hasanudin, Makasar.

Gandhi, A.B., Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Perekat terhadap Karakteristik Briket Arang Tongkol Jagung, SMKN 7 Semarang, Semarang, 2010.

Haygreen JG dan Bowyer JL. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar. Hadikusumo SA. Penerjemah; Prawiro H. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hidayat R. 2010. Studi Pengaruh sBentuk Silika dari Abu Sekam Padi terhadap Kekuatan Produk Keramik’, Jurnal Kimia Indonesia, Vol. 5, hal. 35-38.

Hendra D. 2000. Pengaruh Bahan Baku,Jenis Perkat dan Tekanan Kempa terhadap Kualitas Briket Arang.Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.

Hendra dan Pari, G, 2002, Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu. Makalah M.K. Falsafah Sains, Program Pascasarjana IPB, Bogor.

Hidayat R. 2010. Studi Pengaruh sBentuk Silika dari Abu Sekam Padi terhadap Kekuatan Produk Keramik’, Jurnal Kimia Indonesia, Vol. 5, hal. 35-38.

Jamilatun S. 2008. Sifat - sifat penyalaan dan pembakaran briket biomassa, briket batubara dan arang kayu. Jurnal Rekayasa Proses.2(2): 39 - 40.

Masturin, A. 2002. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang dari Campuran Arang Limbah Gergajian Kayu. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ndraha. N. 2009. Uji Komposisi Bahan Penyusun Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, Skripsi. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Pancapalaga, W. 2008. Evaluasi Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian (Kosap Plus) Sebagai Bahan Bakar Alternatif, http://esearchreport.ac.id.

Pari, G., DJ. Hendra dan Hartoyo. 1990. Beberapa sifat fisis dan kimia briket arang dari limbah arang aktif . Jurnal Penelitian Hasil Hutan, V II (2) 1 61-67. Bogor.

Purnama, R. R., A. Chumaidi, and A. Saleh. 2012. Pemanfaatan Limbah Cair CPO Sebagai Perekat Pada Pembuatan Briket dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit.

Rustini, 2004. Pembutan Briket Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa, Skripsi, Jurusan Teknologi Hasil Hutan,Fakultas Kehutanan,Institut Pertanian Bogor.

Sudrajat, R 1984. Pengaruh kerapatan kayu, tekanan pengempaan dan jenis perekat terhadap sifat briket kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, I (1). I1-15. Bogor.

Sugiyono. 2005. Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.

Tampubolon, D. 2001. Pembuatan Briket Arang Dari Kotoran Ternak Sapi Perah Dengan Penambahan Tempurung Kelapa (Skripsi). Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Triyono, A. 2006. Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergajian Kayu Afrika dan Sengon dengan Penambahan Tempurung Kelapa [skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

White, L. P dan L. G. Plaskett. 1981. Biomass as Fuel. Academic Press Inc. London.

Widarto, L. and Suryanta. 1995. Membuat Bioarang dad Kotoran Lembu, Penerbit Kanisius. Yogyakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.