HUBUNGAN PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KEJADIAN MULTI DRUG RESISTANCE (MDR) DI RUMAH SAKIT PARU BATU

Lela Puspita, Swito Prastiwi, Sulasmini Sulasmini

Abstract

Salah satu permasalahan dalam penanggulangan TB Paru adalah pengobatan yang tidak teratur di masa lalu yang diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman Tuberkulosis atau Multi Drug Resistance (MDR), dan di Indonesia ada lebih dari 500.000 TB MDR yang salah satunya dipengaruhi oleh PMO (Pengawas Menelan Obat). Peran PMO yang masih kurang menyebabkan terjadinya MDR.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiHubungan Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Dengan Kejadian Multi Drug Resistance (MDR) Di Rumah Sakit Paru Batu.Metode penelitian yang digunakan adalah desain analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pengawas Menelan Obat (PMO) pasien tuberkulosis paru dan pasien tuberkulosis paru yang ada di Rumah Sakit Paru Batu sejumlah 105 orang. Pengambilan sampel sebanyak 32 orang dengan teknik sampling menggunakan metode accidental sampling. Instrumentyang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Analisa data dengan menggunakan uji chi square dan didapatkan nilai p-value 0,223 > 0,05, yang menunjukkan tidak terdapat hubungan peran pengawas menelan obat (PMO) dengan kejadian MDR. Hasil penelitian Sebanyak 20 responden (69%) memiliki peran PMO yang baik dan sebanyak 10 responden (31%) adalah suspek TB MDR.Berdasarkan hasil penelitian ini PMO diharapkan untuk memperbanyak informasi dan aktif bertanya kepada petugas kesehatan tentang penyakit TB Paru. Direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji faktor-faktor lain (pengetahuan, sikap dan perilaku) PMO maupun kepatuhan, atau lama pengobatan pasien TB Paru itu sendiri dengan kejadian MDR.

ABSTRACT

One of the problems in the treatment of pulmonary Tuberculosis (TB) who are not regularly in the past who is alleged to have caused a double immunity against tuberculosis germs or Multi Drug Resistance (MDR). Indonesia there are more than 500,000 MDR TB is one of them influenced by the drug superintendent. The purpose of this study was to analyze the relationship between drug superintendent with luti-drug resistance (MDR) in Paru-Batu Hospital. The study design was descriptive correlation with cross sectional method. The study population was all patients with TB amounted to 105 people. Sampling with a accidental sampling as many as 35 people. Data analysis using chi square test with a significance value of 0.05. The results of the study most respondents total of 20 respondents (69%) have the role of drug superintendent is good and as many as 10 respondents (31%) MDR TB is suspected.The results of statistical analysis controlling data using chi square test p value 0.223 obtained values> 0.05, meaning there is no role of drug superintendent with the incidence of MDR.Recommended for further research to examine other factors (knowledge, attitudes and behaviors) drug superintendent and compliance, or prolonged treatment of patients with pulmonary TB itself with MDR event.

Keywords: MDR; Drug Superintendent.

Keywords

MDR; Peran PMO.

References

Caminero, J.A. 2005. Management of Multidrug - Resistant Tuberculosis and Patients in Retreatment. European Respiratory Journal, 25(5), pp.928-36.

Carter, Michael. 2011. Kepatuhan yang kurang tidak cukup untuk menyebabkan pengembangan MDR TB. Jakarta: Departemen Pulmonologi Dan Ilmu Respirasi.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Rencana Aksi Nasional Programmatic Management Of Drug Resistance Tuberculosis Pengendalian Tuberculosis Indonesia: 2011-2014. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Notoatmodjo, S. 2007. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Parera, S.M. 2008. Gambaran Peranan Pengawas Menelan Obat Terhadap Kesembuhan Penderita Tuberkulosis Di Puskesmas. http://mario-publichealth. blogspot. Com /2008/ 11/ gambaran-peranan-pengawas-menelan-obat.html. Diakses tanggal 05 Mei 2012.

Pratama, G.B. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Resistensi Rifampicin Dan / Isoniazid Pada Pasien Tuberculosis Paru Di BKPM Semarang. Universitas Diponegoro. Skripsi.

Soepandi, P. Z. 2011. Diagnosis Dan Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Tb-Mdr. Jakarta: Departemen Pulmonologi Dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan.

- Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.