PENGARUH VARIETAS JAGUNG PADA PEMBUATAN KERUPUK JAGUNG

David Dolu Aman Wahon, Budi Santosa, Pramono Sasongko

Abstract


This study aims to determine the effect of various corn varieties on the quality of corn crackers. Corn used is yellow corn (K), hybrid corn (H), pulverized corn (P) and ordinary white corn (Ph). This study used a single factor Complete Randomized Design, namely corn varieties. The formulations used are K (1 kg yellow corn, 80% starch and 20% flour), H (hybrid corn, 80% starch and 20% flour), P (pulut corn, 80% starch and wheat flour 20%), Ph (ordinary white corn, 80% starch and 20% flour). Repetition is done six times. The results showed that pulutized corn (P) could produce corn crackers of the highest quality physically, chemically and sensory. This formulation produced the composition of water content, ash content, fiber content, and texture of 8.82%, 2.52%, 6.03% and 18.38% respectively.



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai varietas jagung terhadap kualitas kerupuk jagung. Jagung yang digunakan yaitu jagung kuning (K), jagung hibrida (H), jagung pulut (P) dan jagung putih biasa (Ph). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal yaitu varietas jagung. Formulasi yang digunakan yaitu K (jagung kuning 1 kg, tepung kanji 80 % dan tepung terigu 20 %), H (jagung hibrida, tepung kanji 80 % dan tepung terigu 20 %), P (jagung pulut, tepung kanji 80 % dan tepung terigu 20 %), Ph (jagung putih biasa, tepung kanji 80 % dan tepung terigu 20 %). Pengulangan dilakukan sebanyak enam kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa jagung pulut (P) dapat menghasilkan kerupuk jagung dengan kualitas terbaik secara fisik, kimia dan sensoris. Formulasi ini menghasilkan komposisi kadar air, kadar abu, kadar serat, dan tekstur masing – masing yaitu 8,82 %, 2,52 %, 6,03 %, dan 18,38 %.

Keywords


Varietas jagung; kerupuk

References


Anonim.2011. Teknologi Produksi Jagung.

http://id.Wikipedia.org/wiki/jagung .Diakses pada 30 November 2014.Dan Imlikasinya Dalam Seleksi Jagung (Zea Mays L.) Stigma volume XII No.2, Maros.

Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Edisi Kedua Bumi Aksara, Jakarta Dependenton Postcooking SteepingTime.American Association of Cereal Chemist, Inc (1). 162 – 166.

Gomez, K. A. Gomez, A. A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian Diterjemakan Oleh Endang Syamsuddin dan Justika S. baharsyah. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Purba, A dan H. Rusmarilin, 2006. Dasar Pengolahan Pangan, FP-USU, Medan

Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik dalam Industri Pangan. Bratara, Jakarta. Sulaeman A, ES Mudjajanto.1991. Diklat Uji-uji dan Percobaan dalam Kimia Makanan. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian.

Suarni dan S. Widowati. 2007. Sturuktur. Komposisi. dan Nutrisi Jagung. Jagung. Teknik Produksi dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Tababaka T. 2004. Pemanfaatan Tepung Tulang Ikan Patin (Pangasius sp.)Sebagai Bahan Tambahan Kerupuk. (Skripsi). Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Warisno, 2009. Jagung Hibrida. Kanisius. Jakarta


Refbacks

  • There are currently no refbacks.