SUBTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG KELADI TERMODIFIKASI DALAM PEMBUATAN BISKUIT
Abstract
Penggunaan keladi sebagai bahan pangan masih sangat terbatas padahal potensinya sangat luas. Salah satu upaya untuk memanfaatkan tepung keladi adalah melalui penggunaan tepung sebagai bahan untuk pembuatan biskuit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan proporsi tepung terigu dengan tepung keladi termodifikasi dalam pembuatan biskuit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yang terdiri dari P1 = Substitusi tepung terigu dengan 20% tepungkeladi termodifikasi, P2 = Substitusi tepung terigu dengan 40% tepung termodifikasi, P3 = Substitusi tepung terigu dengan 60% tepung keladi termodifikasi, P4= Substitusi tepung terigu dengan 80% tepung keladi termodifikasi. Setiap perlakuan di ulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembuatan biskuit dengan kombinasi tepung terigu 80% dan tepung keladi 20% merupakan perlakuan terbaik dengan kadar protein 7,17%, kadar Air 4,62 %, Kadar Abu 2,04 %, dan Daya Patah 10,6N, kesukaan warna 3,3 (suka), kesukaan Rasa 3,4 (suka), kesukaan Aroma 3,35 (suka), dan kesukaan Tekstur 3,65 (suka). Analisis kelayakan usaha untuk pembuatan subtitusi tepung terigu dan tepung keladi dalam pembuatan biskuit layak diusahakan dalam skala rumah tangga karena HPP 15.278,49 /kemasan. Harga jual perkemasan 17.570,27. Keuntungan bersih per hari yang diperoleh adalah Rp 29793.06dan BEPunit sebesar 2.276,39, BEP harga sebesar Rp 39.996.753,82 dan RCR sebesar 1,15.
Keywords
References
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati Y, Budianto S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor 121 hlm.
Akubor, P. I. dan M. U. Ukwuru. 2005. Functional properties and biscuit making potential of soybean and cassava flour blends. Plants Foods for Human Nutrition 58 : 1-12.
Fellow, A.P. 2000. Food Processing Technology, Principles and Practice 2nd Edition. United Kingdom: Woodhead Publish Limited.
Gracia, C. 2009. Kajian Formulasi Biskuit Jagung dalam Rangka Subtitusi Tepung Terigu. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 20 (1): 32-40.
Mustika E. Hermayanti, Nur Lailatul Rahmah, Susinggih Wijana. 2016. Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri 5(2): 107-113.
Nurbaya, S. R. 2013. Pemanfaatan talas berdaging umbi kuning (Colocasia Esculenta (L) Schoott) dalam pembuatan Cookies. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. No 1 p: 46-55.
Purwono dan Purnamawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta
Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Saksono H. (2012). Pasar Biskuit Diproyeksi Tumbuh 8% Didorong Konsumsi. http://www.indonesiafinancetoday.com. Diunduh 3 Agustus 2018.
Subagjo, A. 2007. Manajemen Pengolahan Kue & Roti. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Soekarto ST. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Refbacks
- There are currently no refbacks.