PRODUKSI TELUR ITIK MOJOSARI DENGAN PEMBERIAN PAKAN CAMPURAN KEONG SAWAH

Maria Diana Daro Ngga’a, Nonok Supartini, Karunia Setyowati Suroto

Abstract


The aim of this research is to determike feeding to mojosari duck egg production and to give alternative duck feed. This study used a complete randomized design (RAL) method consisting of 7 treatments ie A0B0, A0B1, A0B2, A0B3, A1B1, A1B2, A1B3 and each treatment was repeated 3 times so that there were 21 experimental units. The material used is the female, with the age of 6-7 months, as many as 30kor that match the research criteria of the same maintenance and hatching, the same weight with an average of 1.6kg. This study used 7 treatments: A0B0: using 100% bran, A0B1: Without using rice aking rice + rice snail 25%, A0B2: without using rice rice aking rice + 35% rice snail, A0B3: without using rice rice + 45% rice snail, A1B1: using Rice aking rice + rice snail 25%, A1B2: aking rice user + rice field snail 35%.
The results of this study indicate that fresh feed consumption gives a very real effect (P <0.01). The average value of the highest consumption is in A0B2 of 380.48 gr / head / day. The production of daily eggs and egg production during the study gave significant effect (P <0.05). The highest average daily egg production value at A0B3 treatment was 0.7gr and the mean value of egg production during the study was highest in the A1B3 treatment of 20.3 grams. The mean of egg weight gave no significant difference (P> 0,05). The highest average value in the A0B1 treatment was 58.24 gr. The total weight of the eggs gives very average results (<0.05). The highest total mean value of the A0B3 treatment was 1096.00 gr. The results of this study concluded that After feeding, the amount of duck eggs improved and the quality was better.


Penelitian ini bertujuan menentukan pemberian pakan terhadap produksi telur itik mojosari dan memberikan alternatif pakan itik. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan yaitu A0B0, A0B1, A0B2, A0B3, A1B1, A1B2, A1B3 dan masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 21 unit percobaan. Materi yang digunakan adalah itik betina, dengan umur 6-7 bulan, sebanyak 30 ekor yang sesuai kriteria penelitian dari pemeliharaan dan penetasan yang sama, berat badan yang sama dengan rata-rata 1,6kg. Penelitian ini menggunakan 7 perlakuan: A0B0: menggunakan bekatul 100%, A0B1: Tanpa menggunakan nasi aking + keong sawah 25%, A0B2: tanpa menggunakan nasi aking + keong sawah 35%, A0B3: tanpa menggunakan nasi aking + keong sawah 45%, A1B1: menggunakan nasi aking + keong sawah 25%, A1B2: menggunakan nasi aking + keong sawah 35%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi pakan segar memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01). Nilai rata-rata konsumsi tertinggi terdapat pada A0B2 sebesar 380,48 gr/ekor/hari. Produksi telur harian dan produksi telur selama penelitian memberikan hasil pengaruh sangat nyata (P<0,05). Nilai rata-rata produksi telur harian tertinggi pada perlakuan A0B3 sebesar 0,7gr dan nilai rata-rata produksi telur selama penelitian tertinggi pada perlakuan A1B3 20,3gr. Rataan bobot telur memberikan hasil tidak beda nyata (P>0,05). Nilai rata-rata yang tertinggi pada perlakuan A0B1 sebesar 58,24gr. Total bobot telur memberikan hasil sangat beda nyata (<0,05). Nilai rata-rata total yang tertinggi pada pada perlakuan A0B3 sebesar 1096,00gr. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa setelah pemberian pakan, jumlah produksi telur itik mengalami peningkatan dan kualitas pun lebih baik

Keywords


itik mojosari; pakan keong sawah; alternatif pakan itik

References


Anonimus 2010a. Budidaya Ternak Itik. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas, Jakarta.

Anonimus 2009, Budidaya Ternak Itik Mojosari http//SENTRALTERNAK%20>>%20Profile%20Itik%20Mojosari.htm

Astuti, P dan Suwiningsih. 2010. Produksi telur ayam arab yang mendapatkan pakan dengan suplementasi temu ireng. Majalah Ilmiah Volume 15 No. 2 September 2010.

Church, D.C. 1979. Digestive Physiology and Nutrition of Ruminant. Vol : 1

Etches, R.J. 1996. Reproduction in Poultry. University press. Cambridge.

Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

North, M. O. 1984. Commercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. The Avi Publishing Company, Inc. Wesport, Connecticut.

Mathius, I,W dan SINURAT, A, P. 2001. Pemanfaatan Bahan Pakan Inkonvensional untuk Ternak. Wartazoa. Buletin Ilmu Peternakan Indonesia Volume 11 nomor 2 Tahun 2001. Balitnak. Bogor.

Sihombing. 1999. Satwa Harapan I (Pengantar Ilmu dan Teknologi Budidaya). Cetakan I Pustaka Wirausaha Muda. Bogor.

Suharsono, B. 2001. Beternak Itik Secara Intensif. Penebar Swadaya. (http://xavierbook.axpace.com/perikanan-peternakan/081-beternak-itik-secara-intensif.htm).

Suprijatna, E., Umiyati A. dan Ruhyat K. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rasidi. 2005. Tiga Ratus Dua Formulasi Pakan Lokal Alternatif Untuk Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M. 1994. Bahan Makanan Unggas Di Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.

Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Ketiga Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Widodo, W. dan L. Hakim. 1981. Pemuliaan Ternak (Animal Breeding). Lembaga Penerbit Universitas Brawijaya, Malang.

Widyatmoko, A. 1996. Studi pemanfaatan ulat sutra (bombyx mori linn), keong sawah (pomacea sp) dan ampas tahu dalam ransum broiler dengan beberapa peubah. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.