ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) DI DESA GADING KULON KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

Aloysius Rabha Gempa, Eri Yusnita Arvianti, Said Masduki

Abstract


This study aims to analyze the cost, income, income, feasibility (R/C) and BEP (Break Even Point) tomato farming in Gading Kulon Village, Dau District, Malang Regency. Methods of research conducted include sampling using random sampling method, collecting data taken from primary data and secondary data, data analysis using the formula of feasibility analysis of farming is R/C=TR/TC, to know the feasibility of tomato farming. Based on the results of research in Gading Kulon Village, Dau District, Malang Regency, the average of tomato farming area is 1.00 Ha, with average cost is Rp 47.554.667/MT/Ha, mean production amounted to 16,954 Kg/MT/Ha, with the selling price of Rp 4,885, so the average revenue is Rp 82,822,833/MT/Ha, while the average income is Rp 35.268.167/MT/Ha. Then the R/C obtained is 1.74 and the BEP is Rp 23,653,749, while the BEP of production is 4,848 Kg and BEP price is Rp 4,885 / Kg, it is concluded that tomato farming is feasible to cultivate.


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa biaya, penerimaan, pendapatan, kelayakan (R/C) dan BEP (Break Even Point) usahatani tomat yang ada di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Metode penelitian yang dilakukan meliputi pengambilan sampel dengan menggunakan metode acak random sampling, pengumpulan data diambil dari data primer dan data sekunder, analisis data menggunakan rumus analisis kelayakan usahatani yaitu R/C=TR/TC, untuk mengetahui kelayakan usahatani tomat. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, rata-rata luas lahan usahatani tomat adalah sebesar 1,00 Ha, dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 47.554.667/MT/Ha, sedangkan rata-rata produksi adalah sebesar 16.954 Kg/MT/Ha, dengan harga jualnya adalah sebesar Rp 4.885, sehingga rata-rata penerimaan adalah sebesar Rp 82.822.833/MT/Ha, sedangkan rata-rata pendapatan adalah sebesar Rp 35.268.167/MT/Ha. Maka R/C yang diperoleh adalah sebesar 1,74 dan BEP penerimaan adalah sebesar Rp 23.653.749, sedangkan BEP produksi adalah sebesar 4.848 Kg dan BEP harga adalah sebesar Rp 4.885/Kg, maka disimpulkan bahwa usahatani tomat layak untuk diusahakan.

Keywords


Analisis Usahatani; Tanaman Tomat; Kelayakan

References


Hasan, M. I. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor.

Mubyarto. 2009. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi 3. LP3ES. Jakarta.

Nur‘Iman. 2001. Analisis Perbandingan Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Tomat Antara Petani Gapoktan dan Petani Non Gapoktan (Studi Kasus Gapoktan Goalpara di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 19/Permentan/HK. 140/4/2015 Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019

Ramadhani, ES. 2001. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Faktor Produksi Pada Usahatani Tomat di Desa Alamendah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Soekartawi. 2008. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil, UI-Press.197

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani, Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta

Talumingan, C; R. Kaunang dan R. Habulidin. 2011. Analisis Pendapatan Usahatani Tomat Di Desa Tonsewer, Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Jurnal ASE Vol. 7, NO.3, Hal; 43-51


Refbacks

  • There are currently no refbacks.