ANALISA KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN JAMU INSTAN TEMULAWAK DAN DAUN KUMIS KUCING (TINJAUAN DARI PELAKUAN TERBAIK KOMBINASI MALTODEKSTRIN DAN TAPIOKA SEBAGAI BAHAN PENGISI)

Kristina Kila, Wahyu Mushollaeni, Atina Rahmawati

Abstract


Traditional herbal medicine made from various natural materials, including from Curcuma xanthoriza Roxb and Orthosiphon spicatus B.B.S that are very potential to be developed into herbal medicine ingredients. Until now these two materials are still widely processed into herbal ingredients in the form of dry materials or processed by the community into herbal form liquid or brewed and not yet processed into herbal medicine in the form of instant. The process of making herbal medicine in the form of instantly requires the right filler. Instant food processed fillers are cheap and easy to find in the market is maltodekstrin and tapioca. However, no studies have revealed the use of these two fillers in the manufacture of instant herbs made from Curcuma xanthoriza Roxb and Orthosiphon spicatus B.B.S, as well as analyzing the feasibility of the business. Therefore, this study aims to determine the feasibility of the business of making instant herbal medicine made from Curcuma xanthoriza Roxb and Orthosiphon spicatus B.B.S, with a review of the best formulation of maltodextrin and tapioca as the filler. The best formulations for the use of maltodextrin and tapioca are 30% and 5%. The business feasibility analysis shows that instant herbs with 30% maltodextrin and 5% tapioca ratio are feasible because RCR value is more than 1 (1.1).

Jamu tradisional dibuat dari berbagai bahan alam, diantaranya dari temulawak dan daun kumis kucing yang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan obat herbal. Hingga saat ini kedua bahan tersebut masih banyak diolah menjadi bahan jamu dalam bentuk bahan kering atau diproses oleh masyarakat menjadi jamu bentuk cair atau seduhan dan belum banyak diproses menjadi jamu dalam bentuk instan. Proses pembuatan jamu dalam bentuk instan sangat membutuhkan bahan pengisi yang tepat. Bahan pengisi produk olahan pangan instan yang cukup murah dan mudah ditemui di pasaran adalah maltodekstrin dan tapioka. Namun demikian, belum ada peneliitian yang mengungkapkan penggunaan kedua bahan pengisi ini dalam pembuatan jamu instan berbahan temulawak dan daun kumis kucing, sekaligus menganalisa kelayakan usahanya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan usaha pembuatan jamu instan berbahan temulawak dan daun kumis kucing, dengan tinjauan dari formulasi terbaik maltodekstrin dan tapioka sebagai bahan pengisi. Formulasi terbaik penggunaan maltodekstrin dan tapioka adalah 30% dan 5%. Analisa kelayakan usaha menunjukkan bahwa jamu instan dengan perbandingan maltodekstrin 30% dan tapioka 5%, layak diusahakan karena nilai RCR lebih dari 1 (1,1).

Keywords


maltodekstrin; tapioka; jamu instan; temulawak; daun kumis kucing

References


Andarwulan. 2011. Analisis Pangan. PT Dian Rakyat, Jakarta.

Dalimartha S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Jaya prakasha. 2006. Antioxidant activities of curcumin, demethoxycurcumin and bisdemethoxycurcumin. Food Chemistry. 98: 720-24

Lestari. 2007. Analisis Daya Saing, Strategi, Dan Prospek Industri jamu di Indonesia. Penerbit ITB, Bogor.

Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara

Oktaviana, Y.R. 2012. Kombinasi Konsentrasi Maltodekstrin dan Suhu PemanasanTerhadap Kualitas Minuman Serbuk Instan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L). Skripsi Fakultas Teknobiologi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta .

Soemarno. 2007. Rancangan Teknologi Proses Pengolahan Tapioka Dan ProdukProduknya. Magister Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang.

Suprapti. 2005. Tepung Tapioka Pembuatan dan Pemanfaatan. Yogyakarta:

Waluyo. L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang

Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


Refbacks

  • There are currently no refbacks.