PENGARUH MODEL TEMPAT PENGOKONAN TERHADAP KUALITAS KOKON ULAT SUTERA Samia cynthia ricini

Rusmin Umbu Lodong, Erik Priyo Santoso, Eko Marhaeniyanto

Abstract


Cocoon is a protective pupa made of silk fibers woven by larvae when forming a cocoon. From time to time, the cocooning placemodel changes to improve the older model so the quality of cocoon, energy efficiency and place also improved. The purpose of this research was to find the best model of cocooning place that gives the highest quality to cocoonin cluding cocoon weight, cocoon length, pupa and length of pupa.
The research was conducted from August to October 2016 in Aneka Ternak Laboratory of Tribhuwana Tunggadewi University Malang. The material used was Samiacynthiaricini silkworm. The study used a Completely Randomized Design with 4 treatments and 3 replications. The treatments applied were the model of net shaker (P0), model of boxing box such as labyrinth (P1), model of aqua glasses (P2), and a circle-like reproduction model (P3).
Based on the research, the highest cocoon weight of P3 was 264,43 g and the lowest was P0 treatment 233,33 g. The highest pupa weight was P3 with 218.52 g and the lowest was P0 treatment with 192.66 g. The highest cocoon length was P3 55,31 mm and the lowest was P0 treatment equal to 51,68 mm. The high pupil length was P3, 50.92 mm and the lowest was P0 treatment of 48.04 mm.
The cocooning place model gives a different impact on the quality of the resulting cocoon. From the quality of cocoon weight, cocoon length, pupa weight and length of pupa produced then the model treatment of circular spotting place like a mosquito repellent (P3) is the highest.


Kokon merupakan pelindung pupa yang terbuat dari serat sutera yang dijalin oleh larva bila membentuk kepompong. Dari waktu ke waktu model tempat pengokonan selalu berubah yang dimaksudkan untuk menyempurnakan model lama dengan tujuan perbaikan kualitas kokon, efisiensi tenaga, tempat dan sebagainya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari model tempat pengokonan yang memberikan kualitas tertinggi terhadap kokonyang meliputi bobot kokon, panjang kokon, bobot pupa dan panjang pupa.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2016 di Laboratorium Aneka Ternak Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Materi yang digunakan adalah ulat sutera Samia cynthia ricini. Penelitian mengunakan Rancangan Acak Lengkap pola dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah model tempat pengokonn jaring (P0), model tempat pengokonan kotak seperti labirin (P1), model tempat pengokonan dari aqua gelas (P2), dan model tempat pengokonan berbentuk lingkaran seperti obat nyamuk (P3).
Berdasarkan hasil penelitian bobot kokon tertinggi adalah P3 sebanyak 264,43 g dan jumlah kokon terendah adalah perlakuan P0 sebanyak 233,33 g. Bobot pupa tertinggi adalah P3 sebanyak 218,52 g dan yang terendah adalah perlakuan P0 sebesar 192,66 g. Panjang kokon tertinggi adalah P3 sebanyak 55,31 mm dan yang terendah adalah perlakuan P0 sebesar 51,68 mm. Panjang pupa tertinggi adalah P3 sebanyak 50,92 mm dan yang terendah adalah perlakuan P0 sebesar 48,04 mm.
Pengaruh model tempat pengokonan memberikan dampak yang berbeda terhadap kualitas kokon yang dihasilkan. Kualitas bobot kokon, panjang kokon, bobot pupa dan panjang pupa yang dihasilkan maka perlakuan model tempat pengokonan melingkar seperti obat nyamuk (P3) adalah yang tertinggi.

Keywords


Kokon; ulat sutera Samia cynthia ricini; model tempat pengokonan

References


Apriyanto. 2010. Budidaya Ulat Sutera. Fakultas Peternkan. Institut Pertanian Bogor

Atmosoedarjo. S., J. Kartasubrata, M. Kaomini, W. Saleh dan W. Murdoko. 2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya.Jakarta

Bierley, A. W., R. J. Heat and M. J. Scott, 1998. Plastic Materials Properties Aplications. Cations. Chapman and Hall Publishing, New York

Gusa, D. T., W. N. Jati & B. R. Sidharta. 2001. Perbandingan morfologi serat sutera Bombyx mori L., Attacus atlas L., dan Samia cynthia ricini (Bsd.). Biota Vol. VII (1): 37–42.

Katsumata, 1992. Petunjuk Sederhana bagi Pemeliharaan Ulat Sutera. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nurcahyo EM. 1992. Budidaya Ulat Sutera. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Situmorang, J. 1996. An attempt to produce Attacus atlas (Lepidoptera: Saturniidae) Using Baringtonia Laeves as Plant Fodder. Int. J. Wild Silkmoth and Silk 2:55-57.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.