HUBUNGAN ANTARA SENAM TERA DENGAN KUALITAS DAN KUANTITAS TIDUR LANSIA WANITA PADA KELOMPOK SENAM TERA DI STADION GAJAYANA MALANG

Richi Da Silva, Roni Yuliwar, Novita Dewi

Abstract

Senam Tera mempunyai banyak manfaat, salah satunya dari setiap gerakannya mempunyai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Periode lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang. Terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara bertahap.Beberapa senam yang dapat dilakukan oleh lansia yaitu senam tera, yoga, senam kegel, dan senam ergonomis.Usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki, maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibanding laki-laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Pemasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia didominasi oleh perempuan. Semakin bertambahnya usia berpengaruh terhadap penurunan dari periode tidur. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara senam tera dengan kualitas dan kuantitas tidur lansia wanita. Desain dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kolerasi.Pendekatan case control yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 134 lansia dengan 50 lansia pada kelompok senam tera di Stadion Gajayana Malang dan 84 lansia di Posyandu Permadi RW 02 Dinoyo Kelurahan Tlogomas Malang. Sampel pada penelitian ini 30 orang. Dengan pembagian yang melakuan senam tera 15 orang dan yang tidak melakukan senam tera 15 orang. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil uji chi-square didapatkan p = 0,000< α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan antara kuantitas tidur dengan senam tera. Hasil analisa menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai kualitas dan kuantitas tidur setelah lansia wanita yang melakukan senam tera dan lansia wanita yang tidak melakukan senam tera.

ABSTRACT

Tera Gymnastics has many benefits, one of which is that each of its movements has benefits for physical and mental health. The period of the elderly is a closing period for a person's life span. Physical and psychological setbacks occur gradually. Some exercises that can be done by the elderly are tera gymnastics, yoga, kegel gymnastics, and ergonomic exercise. The life expectancy of women is longer than that of men, so the number of elderly women is more than men (11.29 million compared to 9.26 million). The problem of aging in general in Indonesia is dominated by women. Increasing age increases the decrease in sleep period. Based on these considerations, the researchers wanted to examine and find out the relationship between tera gymnastics and the quality and quantity of sleep for elderly women. The design in this study used descriptive correlation research. The case control approach concerns how risk factors are studied using a retrospective approach. The population in this study were 134 elderly with 50 elderly in the tera gymnastics group at Gajayana Stadium Malang and 84 elderly at Posyandu Permadi RW 02 Dinoyo, Tlogomas Malang District. The sample in this study was 30 people. With a division that does tera gymnastics of 15 people and those who do not do tera gymnastics are 15 people. The instrument in this study used a questionnaire. After the research was done, the results of the chi-square test showed that p = 0.000 <α = 0.05, H0 was rejected so that it could be said that there was a relationship between the quantity of sleep and tera gymnastics. The results of the analysis showed that there was a significant difference between the value of quality and quantity of sleep after the elderly woman who did tera gymnastics and the elderly woman who did not do tera gymnastics.

Keywords : quality quantity of sleep; elderly women; tera gymnastics.

Keywords

Kulitas kuantitas tidur; lansia wanita; senam tera.

Full Text:

PDF

References

Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Depkes RI, 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Erliana, E. 2008. Perbedaan tingkat insomnialansia sebelum dan sesudah latihanrelaksasi otot progresif (progressivemuscle relaxation). Bandung: BPSTW Ciparay.

Hidayat, A. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Indria, S.R. 2011.Majalah Kesehatan Keluarga DOKTER KITA Edisi 3 tahun VI-Maret 2011 menulis tentang Senam Tera Indonesia hasil wawancara wartawati Ratna Indria Sari dengan Ir. H.M. Fawzy Gani MM, Ketua I DPP STI, Pembina / Penasehat DPD STI DKI Jakarta dan juga Ketua DPC STI Jakarta Barat. Diakses tanggal 15 Juni 2014.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Rafiudin, R. 2004. Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta: PT Alex Media komputindo.

Reynolds, C.F., Kupfer, D.J. 2012.Pitssburgh Sleep Quality Index (PSQI). In. Rush, J. et al. Handbook of Psychiatric Measures. American Psychiatric Association. Washington DC.

Saryono. 2011. Metodologi penelitian kesehatan: penuntun praktis bagi pemula. Yokyakarta: Mitra Cendikia Press.

Silber, M. 2005. Chronic insomnia. N Engl J Med, 353, pp. 803-10.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Abstract - Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.