HUBUNGAN PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN BALITA DI RSIA IPHI BATU

Lucia Nelciyen, Susi Milwati, Sulasmini Sulasmini

Abstract

Terapi cairan intravena merupakan terapi pemberian cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena untuk menggantikan cairan yang hilang, yang biasanya dilakukan pada pasien dehidrasi. Salah satu komplikasi dari terapi cairan intravena adalah terjadinya phlebitis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan prosedur pemberian terapi cairan intravena dengan kejadian phlebitis pada pasien balita. Penelitian menggunakan desain korelasional, dengan pendekatan survei. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak IPHI Batu berjumlah 50 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien anak-anak yang mendapatkan terapi intravena pada ruang rawat inap anak yang berusia 1-5 tahun berjumlah 33 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dalam bentuk chek list. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya pemberian terapi cairan intravena dikategorikan baik yaitu sebanyak 32 orang (97,97%). Hampir seluruh responden mengalami kejadian phlebitis dalam kategori tanda awal phlebitis yaitu sebanyak 32 orang (97,97%). Analisis data menggunakan uji Spearman Rank, didapatkan p value 0,029 (α ≤ 0,05) yang berarti terdapat hubungan prosedur pemberian terapi cairan intravena dengan kejadian phlebitis pada pasien balita di Rumah Sakit Ibu dan Anak IPHI Batu. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya perawat untuk memberikan terapi intravena sesuai Standar Operasional Prosedur pemasangan infus yang ada.

Keywords

Balita, Phlebitis, Terapi Intravena

Full Text:

PDF

References

Andrew, Jackson. 2011. Consultant Nurse Intravenous Therapy And Care Rotherham General Hospital. NHS Trust.

Aprilin. 2011. Hubungan Perawatan Infus Dengan Kejadian Phlebitis Pada Pasien Yang Terpasang Infus Di Puskesmas Krian Sidoarjo. http://dianhusada.ac.id/jurnaling/juper 1-2-het.pdf. Diakses pada tanggal 21 april 2016.

Brunner & Suddart. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Konsep Dan Tantangan Dalam Penatalaksanaan Pasien. 8th ed. Vol. I. Jakarta: EGC.

Darmadi. 2012. Infeksi Nosokomial :Problematika Dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.

Data Rekam Medik RSIA IPHI Batu. 2016. Terkait Pervelensi Kejadian Phlebitis. RSIA IPHI. Batu.

Hankins, Lonsway, Hedrick, & Perdue,. 2014. Infussion Therapy In Clinical Practice. http://www.episitory.usu.ac.id. diakses pada tanggal 21 April 2016.

Hidayat, A.A, 2011. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah Sakitdan Pelayanan Medik. Jakarta.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Schaffer dan Garzon. 2012. Pencegahan Infeksi dan Praktik Yang Aman Pembersihan Desinfeksi dan Sterilisasi. Jakarta: EGC.

WHO. 2012. Prevention of Hospital & Acquired Infections. http://prevention-hospital-acquire-infections.com/class.php?class_id=29&pid=15. Diakses pada tanggal 21 April 2016.

Wong. 2011. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6. Vol.2. Jakarta: EGC.

Abstract - Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.