ANALISIS SEMIOTIK PENCITRAAN JOKOWI

Nashirussolah ., Carmia Diahloka, Herru Prasetyo Widodo

Abstract

Abstrak: Iklan politik merupakan salah satu iklan yang mengalami banyak perkembangan, apalagi menjelang musim-musim pemilu, iklan politik banyak bertebaran di berbagai media televisi. Iklan politik merupakan salah satu bentuk komunikasi politik. Televisi menjadi media strategis untuk membangun citra partai atau seorang figur calon presiden melalui iklan partai politik. Hal ini bisa dilihat dari presentase iklan partai politik yang semakin marak di beberapa TV swasta menjelang pemilu 2014 yang berlangsung pada 9 April 2014 serta menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana makna semiotik Iklan Jokowi adalah Kita serta upaya menaikkan citra Jokowi dalam iklan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan model analisis semitok yang digunakan adalah model analisis semiotik “order of signification” yang digagas oleh Roland Barthes dengan lebih spesifik lagi menggunakan sighnifikasi dua tahap yaitu denotatif dan konotatif. Obyek data penelitian ini adalah iklan Jokowi adalah kita versi multi profesi di Metro TV dengan menggunakan teknis analisis data model interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan, secara semiotik bahwa pemuda merupakan tulang punggung masa depan bangsa yang memiliki peran dan tanggung jawab sangat besar untuk menggapai kemajuan bangsa. Jokowi dicitrakan sebagai sosok yang mampu merangkul semua kalangan dan segala bentuk keberagaman. Jokowi adalah representasi dari semua harapan dan cita-cita bangsa Indonesia yang sangat beragam. Namun, dalam iklan ini ada beberapa scene yang tidak disertai dengan korelasi antar tanda yang utuh sebagai sebuah iklan.

Kata Kunci: Semiotik, Iklan Politik, Iklan Jokowi Adalah Kita

Abstract: Political advertising is one of advertising that had a lot of development, especially approaching of the election season, political advertising scattered on various television media. Political advertising is a form of political communication. Television became a strategic medium to build the politic image or a candidate of president by using political advertising. This can be seen from the percentage of political party advertising increasingly prevalent in some private TV ahead of the 2014 elections that took place on 9 April 2014 and the upcoming presidential elections July 9 2014 This research intend to look at how the semiotic meaning of Jokowi's Advertising is We are and the efforts to raise the image of Jokowi in that advertising. The type of this research that was used in this study was a descriptive study with a qualitative approach. While semitok analysis model is used a model of semiotic analysis "order of signification"which was initiated by Roland Barthes. the Object of this research is Jokowi advertising is our version of a multi profession in Metro TV using an interactive model of data analysis techniques Miles & Huberman. The results was showed semiotictly that the youth are the future backbone of the nation who have roles and responsibilities very large to reach the progressing of the nation. Jokowi as someone who is able to embrace all people and all forms of diversity. Jokowi is a representation of all the hopes and ideals of the Indonesian people are very diverse. However, in this advertising there are some scenes that are not accompanied by a complete correlation between the sign as an advertising.

Keywords: Semiotics, Political Advertising, jokowis Advertising are us

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.